Setelah imbang pada laga sebelumnya, kali ini Barcelona meraup poin penuh kala melawat ke Huesca.
Melakoni pertandingan ke-16 pada Minggu, 3/1/2020, Barcelona kembali direpotkan Huesca. El Barca kembali bersusah payah meraup poin melawan tim papan bawah. Tim juru kunci itu membuat El-Barca kewalahan dan bersusah payah memenangi pertandingan. Pertandingan yang berakhir 1-0 untuk kemenangan Barca itu memang didominasi oleh Barcelona. Mulai dari penguasaan bola yang mencapai 70 persen, hingga 16 tembakan berhasil dilesatkan para pemain Blaugrana.
Dengan kemenangan tipis ini, kini Barcelona merangkak ke posisi lima klasmen sementara. Sehingga memperkecil ketertinggalan dari pemuncak, Atletico Madrid yang mengantongi poin 38 dari 1 5 laga yang dilakoni.
Walau memenangi laga kontra Huesca, permainan Barcelona masih belum menunjukkan performa terbaik mereka. Hingga pekan ke-23, permainan El-Barca belum terasa hidup seperti sedia kala. Para pemain seolah tak tahu atau bahkan bingung ketika bola mendekati kotak enam belas. Anehnya lagi, tren dominasi penguasaan bola di lapangan tak berbuah banyak. Kreativitas pemain seolah tak ada, untung saja masih ada Messi yang selalu menjadi pembeda.
Entah apa yang membuat permainan Barca masih biasa-biasa saja. Beberapa pengamat tak lagi menjagokan El-Barca pada musim ini. Maklum saja, permainan yang biasa-biasa saja menjadi salah faktor utama. Duo Madrid lebih diunggulkan untuk bersaing di papan atas hingga akhir musim. Wajar saja, Atletico yang baru memainkan 15 laga unggul jauh dari Barcelona. Belum lagi permainan mereka lebih solid dan kaya akan kreativitas. Apalagi konsistensi permainan Luiz Suarez menjadi pembeda bagi Los Rojiblancos.
Real Madrid yang telah melakoni 17 pertandingan, hanya terpaut 2 poin dari pemuncak klasmen sementara. Tim asuhan Zidane Zidan itu cukup solid dan konsisten dalam 5 laga terakhir. Meskipun musim ini komposisi pemain tak banyak mengalami perubahan, Los Blancos tetap saja membara di bawah komando sang kapten Sergio Ramos.
Walau begitu, bagi saya asa juara tetap ada bagi Barca.Â
Sebagai informasi, pada pekan sebelumnya, setelah imbang melawan eibar (1-1), yang membuat raihan poin Barcelona sebanyak 25, merupakan pencapaian terendah bagi Blaugrana di La Liga sejak musim 2003/2004 di bawah kepelatihan Frank Rijkaard, waktu itu mereka hanya meraup 20 poin. Hal serupa kembali dialami Blaugrana, yang kali ini juga ditangani oleh pelatih dari negeri Belanda.
Perburuan kampiun La Liga tentu masih jauh sekali. Paruh musim saja belum, sehingga asa membara dan bangkit bagi barca tetap ada. Walakin, Barcelona harus berbenah dari sisi permainan. Kerap kali finishing dan pertahanan menjadi masalah. Apalagi saat ini, beberapa pemain kunci di belakang dan di lini depan mengalami cedera. Mulai dari Pique, Sergi Roberto, Ansu Fati, hingga terbaru Coutinho yang dipastikan akan asben 3 bulan ke depan.
Kemenangan tipis atas Huesca mesti memacu tim untuk segera berbenah, terutama di lini depan dan belakang yang seringkali sebagai titik lemah El Barca dari awal musim hingga sekarang. Kesempatan untuk berbenah tentu masih ada, walau jadwal La Liga begitu padat. Kamis nanti, tim asuhan Ronald Koeman akan melawat Athletic Bilbao, pembuktian perubahan permaian akan menjadi penanda. Bila permainan tidak berubah, Barca bisa jadi kesulitan melawan Bilbao yang bermain di kandangnya. Bahkan bisa saja mengalami kekalahan seperti melawan Cadiz, tim promosi itu.
Merujuk pada pengalaman 17 tahun lalu, di bawah asuhan Frank Rijkard waktu itu, Barcelona dapat membalikkan keadaan hingga meraih trofi di akhir musim. Kini Ronald Koeman dihadapkan pada pola yang tak jauh berbeda. Apakah legenda Barca itu dapat mengulangi hal yang sama pada musim 2003/2004 lalu ? Atau malah menjauh dari perburuab trofi ? Bila menjauh dari tiga besar, musim ini akan menjadi tahun terkelam bagi Barca dalam satu dekade terakhir.
Visca Barca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H