Ada seorang anak bernama silvia, dia seorang anak yang hidup serba kekurangan, dia lahir dari keluarga yang kurang mampu, Ayah-nya telah tiada semenjak ia masih bayi, sekarang ia duduk dibangku kelas 3 SMA ,silvia juga sering mendapat ejekan dan bully an dari teman teman sekolah nya karena dia dianggap anak yang miskin dan tidak cocok bersekolah di sekolah tersebut,ia juga sering di olok olok karena dia berjualan di sekolah.Silvia hanya tinggal bersama ibu nya yang sedang sakit.
Setiap harinya dia harus merawat ibu nya yang sudah sakit sakitan, tetapi dia dibalik nasib hidupnya yang malang dia tidak pernah lelah dan letih untuk terus berusaha untuk menghidupi dirinya dan ibunya, tak lupa juga silvia terus giat belajar dengan sungguh sungguh agar dapat menggapai mimpinya dan dapat membanggakan ibu-Nya.
Suatu pagi Silvia berangkat ke sekolah dengan semangat membawa tas dan kotak yang berisi jualan nya. Setiap harinya Silvia berjualan kue disekolah untuk membantu menghidupi dan melunasi biaya sekolah nya. Saat dia sampai disekolah dan masuk ke kelas, sahabat nya yaitu claudia langsung menyapa nya dengan wajah gembira, Silvia pun bahagia bertemu dengan claudia tetapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, Clara, Amel dan feby pun datang lalu mendorong Silvia hingga hampir terjatuh, Claudia dan teman satu kelas nya pun langsung kaget dan panik atas kedatangan mereka bertiga, yang dimana mereka bertiga adalah siswi yang paling hits dan paling ditakuti disekolah.Â
Setelah mereka mendorong Silvia, salah satu dari mereka yaitu Amel langsung mengambil tas Silvia dan membuangnya ke tong sampah, kemudian disambung dengan tingkah Clara yang dengan sengaja menjatuhkan jualan Silvia hingga berserakan di lantai yang sudah pasti kotor, melihat tingkah mereka Claudia dan teman sekelas Silvia pun terkejut tidak karuan. Setelah melancarkan aksinya mereka bertiga pun langsung pergi begitu saja meninggalkan kelas tersebut. Silvia pun langsung meneteskan air mata dan segera mengambil jualan nya yang sudah berjatuhan.Â
Dibantu oleh Claudia dan teman nya yang lain mereka pun mengambil tas Silvia dan membereskan jualan Silvia yang telah di obrak abrik oleh Clara dan teman-temannya. Setelah selesai membereskan semua , Claudia langsung memeluk Silvia dan berusaha untuk memberikan semangat agar Silvia tidak putus asa.
Pembelajaran di kelas pun dimulai, dan berjalan dengan lancar hingga akhir, bel pulang sekolah telah berbunyi menandakan waktunya pulang sekolah, Silvia pun pulang dengan keadaan hati yang sedikit hancur karena kejadian tadi pagi. Sesampainya dirumah Silvia memberikan ibu-Nya makan dan memberi ibu-Nya minum obat, setelah itu ia langsung duduk di dapur dan melamun, dia memikirkan bagaimana caranya agar dia mendapatkan uang supaya dia bisa mengikuti ujian akhir semester, tak sadar disela melamun ia menitihkan air matanya dan berdoa agar ia mendapatkan jalan dan petunjuk dari Tuhan supaya ia bisa mengikuti ujian tersebut.Â
Setelah itu dia langsung membersihkan dirinya dan bergegas mandi, tak terasa hari sudah larut malam, Silvia langsung menuju ke kamarnya dan membuka bukunya serta langsung belajar dengan bersungguh sungguh, setelah selesai belajar ia langsung membereskan bukunya untuk keesokan hari disekolah.
Hari sudah mulai pagi Silvia bergegas berangkat kesekolah dan seperti biasa membawa tas nya dan jualan nya. Sebelum Silvia sampai disekolah dan masih dalam perjalanan,ada seorang anak muda yang berpenampilan menarik dan mewah dan tentu saja sudah pasti dari keturunan orang mampu dan kaya raya.
Anak muda tersebut sedang menyebrang sambil mengambil handphone nya di saku celananya , tak sadar saat mengambil handphone tersebut dompet anak muda tersebut terjatuh dari kantong nya dan ia tidak menyadari nya, Silvia yang melihat nya langsung mengambil dompet tersebut dan mengejar anak muda tersebut untuk mengembalikan nya, lalu Silvia memanggilnya dan mengembalikan dompet tersebut pada anak muda itu, dan anak muda itu sedikit terkejut dan langsung berterima kasih pada Silvia.
"Sebagai tanda Terima kasih saya, tolong terima uang ini ya dek"
"Tidak usah bang, saya ikhlas mengembalikan dompet tersebut karena itu punya abang "