Mohon tunggu...
Wisnu Adhitama
Wisnu Adhitama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jalani hidup hari ini dan rencanakan besok dan kedepan untuk berbuat sesuatu

Writer on sihitamspeak.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup yang Terulang dan Berulang

25 Oktober 2015   04:59 Diperbarui: 25 Oktober 2015   08:47 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sketsa saya dan pisang. Saya dan pisang tumbuh bersama, meski kita tak sama dalam hidup."][/caption]

Apa kenangan terindah anda saat ini? Pertama jadian, pertama memiliki anak, atau anda mengingat hari pernikahan anda. Semua orang memiliki kenangannya sendiri-sendiri. Termasuk juga saya.

Dalam hidup saya terlalu banyak kenangan indah. Saat berkumpul dengan keluarga, bercengkrama, dan menghabiskan waktu dengan keluarga begitu lekat dan indah dibenak saya. Bagi saya keluarga adalah segalanya. Ayah, Bunda, dan saudara saya, mereka semua adalah hidup saya.

Siklus kita di dunia ini singkat dan banyak yang serupa. Lahir kemudian tumbuh besar lalu sekolah, kuliah, mendapat kerja, punya anak, melihat anak besar dan pergi meninggalkan kita untuk memulai hidup barunya. Semuanya seolah terulang dan tidak ada yang baru. Untuk beberapa kasus siklus itu akan berubah.

Saya masih belum memiliki anak, belum beristri, bahkan belum memiliki pacar. Orang tua saya, dan beberapa orang tua sering bercerita kepada saya mengenai siklus hidup yang begitu cepat. Dari cerita mereka intinya sama, apa yang dilakukan oleh mereka dulu hampir sama dengan objek yang berbeda.

Kita selalu menganggap semuanya baru. Ya, kita. Kita menganggap apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang baru. Meski ketika saya berbicara pada seorang ibu sewaktu di Yogjakarta dulu apa yang kita rasa baru sejatinya hanya merubah sedikit saja apa yang terjadi disebelumnya.

Hidup ini terulang dan terus berulang seperti jarum jam yang tak pernah berhenti berulang melintasi garis waktunya yang sebenarnya sama. Apa yang kita anggap baru adalah apa yang belum kita ketahui namun sebenarnya pernah dilihat meski bukan oleh kita. 

Contohnya mungkin seorang arsitek atau orang dari jurusan teknik bisa menggambarkan hal ini. Orang-orang teknik, bahkan hampir semua orang pasti pernah membuat sketsa atau oret-oretan. Sketsa bagi orang arsitek atau teknik merupakan rancangan sebelum membuat. Sebenarnya kita telah membayangkan dan melihat apa yang akan kita buat itu secara jelas, namun sayangnya saat hal itu benar-benar kita lihat barulah kita mengatakan itu merupakan hal yang baru.

Hal lainnya adalah kenyataan bahwa untuk membuat atau memecahkan sesuatu problem, manusia pasti perlu inspirasi. Pesawat misalnya yang terinspirasi dari bagaiamana burung bisa terbang. Sebenarnya itu hanya merubah sedikit hal saja, marubah apa yang sudah ada.

Saya mahasiswa Fakultas Hukum di salah satu kampus ternama di Kota Malang. Dalam studi ilmu saya sebenarnya tidak ada hal yang benar-benar baru yang bisa kami, orang hukum, ciptakan. Kami hanya membuat kesimpulan, thesis, skripsi, bahkan undang-undang dari apa yang sudah ada di masyarakat dan tinggal menilainya secara adil menurut keilmuan kami.

Di depan rumah saya, di rumah tetangga saya dulu ada banyak pohon pisang. Entah siapa yang menanam, yang saya tahu pohon itu sudah tumbuh di depan rumah saya. Pohon pisang itu awalnya hanya ada sekitar 5 (lima) pohon saja. Kemudian saat saya umur 14 Tahun pohon pisang itu menjadi 8 (delapan) pohon. Bukan karena ada yang menanam, namun Pohon-Pohon Pisang itu tumbuh dengan sendirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun