Unik memperhatikan pohon-pohon pisang itu dari saya kecil. Bagaimana dia dan saya tumbuh namun berbeda tingkat dan lama kita tumbuh dan hidup. Saat saya baru masuk kuliah (di tahun 2012) Pohon Pisang itu hanya menyisakan 4 (empat) pohon saja, dan hanya ada satu pohon pisang tua yang tetap hidup. Mereka bukan ditebang, melainkan mati dengan sendirinya.
Meski ada yang mati toh kemudian ada pula yang hidup kembali, itu yang saya dapat pelajari tentang Pohon Pisang di depan rumah saya. Setahun kemudian Pohon-Pohon Pisang itu kembali "beranak", jumlah anaknya sekitar 3 buah. Sesuatu yang terulang dan berulang kembali.
Hidup memang akan terus berulang. Subjek, objek, waktu, ruang, dan kondisi yang berbeda. Namun hal yang akan terus dikenang adalah ketika kita memberikan sentuhan berbeda di kehidupan kita. Layaknya Pak Soekarno yang memerdekakan Indonesia yang sebenarnya telah merdeka sejak dulu, kita pun harus membuat hal yang berbeda dalam hidup kita.
Saya tidak tahu ini kata-kata dari siapa yang jelas selalu ada dibenak saya, "yang membuat kita dikenang bukanlah karena kita baik atau cantik/ganteng, tapi ketika kita tampil berbeda maka kita akan dikenang". Saya senang dengan kata-kata itu karena kita cenderung akan mengenang teman kita yang berbeda di kelas. Teman yang pintar, bodoh, nakal, pasti masuk ke daftar orang yang paling diingat oleh kita.
Seluruh dunia ini tidak ada yang baru, semuanya berjalan sesuai dengan ukuran waktunya. Namun orang yang berbeda, yang dikenang, akan tetap hidup meski dia telah meninggalkan dunia (mati). Tinggal pilihannya adalah dikenang karena jelak atau hal positif kita. Kita yang menentukan. Karena hidup ini terus terulang dan berulang maka sudah sepatutnya kita membuat hal yang berbeda untuk dikenang. (AWI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H