Kemarin rupiah menguat. Berdasarkan berita yang saya baca di situs Kompas.com (buka disini) bahwa rupiah kini berada di kisaran Rp. 13.400. Sebuah angin segar tentunya ditengah banyaknya problem di awal pemerintahan Pak Joko Widodo (Om Owi, begitu kebiasaan saya untuk menyebut Pak Presiden Indonesia Joko Widodo itu) dan Jusuf Kalla.
Jujur saja saya kasihan dalam pemerintahan Om Owi sekarang. Bagaimana tidak, belum satu tahun menjabat sudah dihadapkan dengan problematika perpolitikan yang masih panas pasca PEMILU tahun 2014 lalu. Belum lagi masalah ekonomi yang terus-menerus meminta inovasi Om Owi yang notabene adalah seorang pengusaha juga.Â
Kepercayaan rakyat naik turun terhadap pemerintahan Om Owi ini. Terombang-ambingnya kepercayaan terhadap pemerintahan kini tak lepas dari dua stasiun TV yang masih tetap berseteru, TV One dan MetroTV. Di masyarakat yang terjadi kesimpangsiuran pemberitaan dan akhirnya ada pro dan kontra terhadap kebijakan Om Owi.
Om Owi memang bukan orang hukum. Meski beliau sudah pernah menjadi walikota dan gubernur, nyatanya tetap saja dia bukan orang hukum. Beliau orang, manusia, bukan dewa atau bahkan Tuhan yang tidak pernah salah. Memang prinsip kehati-hatian harus benar-benar di jalankan, apalagi masalah negara, namun biarkan Om Owi menadalami dulu proses adaptasinya.
Untuk beberapa kebijakan Om Owi, seperti kebijakan mengundang investor asing utuk berbondong-bondong berinvestasi Indonesia, saya tidak setuju. Namun saya masih percaya sebuah kebijakan dari pemerintah, apalagi pemerintah yang baru, tujuannya baik. Baik untuk siapa? saya pun hanya bisa menduga.
Rupiah kini kembali meguat, lalu apa tidak ada ucapan "Pak Jokowi berhasil", atau "Pemerintah hebat bisa menurunkan harga dollar". Sebelumnya saat rupiah melemah banyak yang berkoar kesakitan, sengsara, dan lain sebagainya. Namun kini saat media kurang memberitakan menguatnya rupiah, rakyat pun bungkam.
Bagi saya banyak di negara ini yang kurang manusiawi dengan pemerintah. The King is God, masih melekat dalam pemikiran banyak rakyat di Indonesia. Siapapun penguasa dialah titisan Tuhan artinya penguasa lah yang mampu menyelesaikan seluruh permasalahan. Suatu pola pikir sejak jaman kerajaan, diteruskan saat masa Kolonialisme, dan bertahan hingga kini.
Jika menganggap pemerintah itu manusia, tolong berilah sedikit ruang untuk pemerintah berproses. Saya pun yakin tidak banyak hal yang bisa anda lakukan dalam waktu satu tahun.Â
Ah apalagi kawan-kawan sesama mahasiswa yang tidak jarang berdemo lantaran mendapat "ceperan" dari senior yang memiliki kepentingan dan orang luar yang memberi ceperan. Demo yang dilakukan oleh mahasiswa juga seringnya merupakan ceremonial, hura-hura semata. Sering saya hadir dalam kajian dan konsolidasi aksi, sering juga diskusi mentah yang saya dapat.
Pandangan yang digunakan biasanya hanya dari satu atau beberapa sumber dan hanya dari satu sudut pandang saja. Semisal sewaktu demo melemahnya rupiah. Dalam kajiannya tidak disertakan alasan akademis dari anak-anak Fakultas Ekonomi. Padahal dalam kasus melemahnya rupiah lalu itu karena harga dollar lah yang justru menguat di semua negara.
Biarkanlah pemerintahan Om Owi ini menyelesaikan pekerjaannya dengan matang dulu. Jangan terburu-buru untuk menyalahkan Om OWi, Pak Kalla, atau penguasa lainnya dulu. Belum tentu mereka yang salah. Mereka itu manusia, punya hati, rasa, otak yang terbatas, gerak yang terbatas, dan mereka tak luput dari khilaf dan dosa.Â
Tugas kita, apalagi akademisi, harusnya menjaga dan mengontrol kebijakan dengan mengkaji dari banyak sisi. Jangan sampai melulu dari segi pemerintah atau segi rakyat saja. Kajian dari semua segi yang berkaitan mutlak dilakukan untuk mengetahui yang salah dan yang benar.
Masih banyak permasalahan yang harus kita jawab bersama, kemiskinan, pengangguran, kemalasan, dan kabut asap silahkan cari penyelesaiannya bersama-sama. Negara ini milik bersama, bukan milik penguasa. Jangan biarkan tubuh kita di ninabobokan oleh kemudahan dan teknologi yang ada kini. Apa aksimu untuk Indonesia hari ini? (AWI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H