Mohon tunggu...
Wisnu Adhitama
Wisnu Adhitama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jalani hidup hari ini dan rencanakan besok dan kedepan untuk berbuat sesuatu

Writer on sihitamspeak.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perspektif Pembangunan Kita

26 September 2015   16:47 Diperbarui: 26 September 2015   16:47 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa Orde Baru sudah lima belas tahun runtuh dan digantikan oleh reformasi yang tak kunjung usai. Pembangunan yang terus-menerus digaungkan hingga kini pun masih terdengar gaungnya. Pengerusakan demi pengerusakan terus di lakukan. Pembongkaran dan tanah ulayat terus diterobos demi terciptanya pembangunan versi para penguasa.

Kita dihadapkan pada realita menutup mata kita sendiri. Kita di doktrin oleh media-media untuk "membenci hijau" dengan menggantinya dengan kesemuan hijau. Media memberi perspektif seolah-olah dari banyak pihak namun sesungguhnya mereka hanya memberi perspektif si pemilik dan pemerintah. Rakyat bukanlah pihak yang patut dipercaya.

Bayangkan saja suara-suara minor bernada rakyat diabaikan dan dihilangkan demi kepentingan orang-orang kota. Semuanya demi pembangunan yang digadang-gadang oleh pemerintah. 

Selama ini apa pengertian pembangunan bagi kita? Pandangan mana yang kita pakai? Pembangunan berkelanjutan, pembangunan berjangka, pembangunan hijau, semua dibuat dan dengan menghilangkan hak-hak rakyat adat. Masyarakat adat. Mereka ada dan kemudian hilang dan lalu lenyap.

Dalam pembangunan kita sekarang ini kita sering melupakan apa hak-hak masyarakat lain. Kita yang hidup di kota sering menimpakan kesalahan kita mengenai perusakan alam ke desa. Dengan dalih kota itu tempat yang maju peradabannya, kita merelakan desa dan daerah-daerah yang masih banyak pohon untuk menampung oksigen. Andai keadilan alam berlaku di kota.

Rakyat di desa dipaksa untuk menirukan apa yang dikota lakukan dengan tayangan-tayangan penuh kemewahan dan kenyamanan di televisi dan film-film yang dibuat. 

Pembangunan yang sering kita bilang berhasil sering dibarengi dengan pemaksaan dan tindakan melawan hukum dibelakangnya. Ancaman dan intimidasi sering masyarakat desa, msyarakat hukum adat dapati ketika memilih menolak karena mereka memikirkan alam dan anak cucu mereka nanti. Apakah itu salah?

Pikiran sederhana ala masyarakat desa sering dinilai salah oleh masyarakat kota. Tujuannya hanya demi gold, glory, dan gospel. Gold berarti banyak diantara kita yang hanya memikirkan keuntungan semata. Glory lah yang kita cari yaitu kita mencari kemenangan, kemenangan berarti tahta (jabatan). Gospel yang artinya suci atau penyebaran sebuah ajaran, meski bukan ajaran agama yang saya maksud namun banyak yang memberi ajaran bermewah-mewahan dengan iming-iming uang dan segala alat kemewahan lainnya.

Bukan anti pembangunan namun apakah masyarakat, terutama masyarakat adat, apakah tidak bisa memberi pengertian sendiri mengenai pembangunan? Maksudnya adalah deskripsi pembangunan selama ini hanya dari satu pihak yang bagi saya mereka berpikiran hanya mau menangnya sendiri. 

Bisakah kita dengar perspektif pembangunan versi orang-orang bersuara minor itu? Hanya jika kita menurunkan egoisme kita dan diam, mulailah mendengarkan dan lakukan sesuatu yang berguna untuk bumi. (AWI)

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun