Mohon tunggu...
Wisnu Adhitama
Wisnu Adhitama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jalani hidup hari ini dan rencanakan besok dan kedepan untuk berbuat sesuatu

Writer on sihitamspeak.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagian Dari Sejarah Yang Terulang

22 September 2015   02:46 Diperbarui: 22 September 2015   02:46 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih banyak urusan penting yang disepelekan di negeri ini, baik oleh rakyat, pemerintah, maupun DPR-RI sebagai badan legislatif. 

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) enggan untuk disalahkan dan disudutkan untuk banyaknya urusan dan masalah yang ditimbulkannya. Padahal ada pepatah, semakin tinggi suatu pohon maka semakin kencang angin akan menerpanya. Nampaknya orang-orang di DPR-RI sana belum siap untuk memegang jabatan dan menerima kritik dari rakyatnya.

Beda DPR-RI dengan pemerintah kolonialisme Belanda adalah penggunaan alat untuk meyerang rakyat ketika tidak suka. Jika Kolonialisme Belanda menggunakan cara-cara militer untuk mengatakan "ketidak sukaannya" terhadap kritikan pedas, maka DPR-RI menggunakan media massa bahkan akun-akun sosial medianya sendiri-sendiri. Intinya mereka sama-sama enggan untuk menerima kritikan dari rakyat.

Jangan tanya tentang korupsi. Mungkin KPK bisa lebih detail menjelaskan korupsi yang sangat mengganggu sejak dulu dan bagaimana angkatan '98 yang berhasil menggulingkan kekuasaan Soeharto. Meski mahaisswa angkatan tahun 1998 (angkatan '98) masih memiliki dosa yang belum terlunasi yakni mengubah Indonesia dengan reformasi yang tak kunjung usai.

Mungkin angkatan '98 bedemo hanya karena tidak dapat bagian korupsi? Ah tidak, mereka berdemo atas nama rakyat. Tapi masih banyak aktivis angkatan '98 yang masuk bui karena korupsi. 

Reformasi kapan selesai bung? Adik-adikmu menunggu janjimu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun