Layaknya Kompasiana butuh Kompasiners untuk meramaikan lamannya, situs-situs berita atau artikel online pun demikian. Hanya sedikit  yang masih memegang teguh integritas dan semangat mencerdaskan. Rating menjadi urutan teratas dari target kebanyakan media online.
Saat berdiskusi di dalam sebuah forum resmi saya sering sekali diberi tulisan-tulisan dari situs/laman yang bagi saya kurang begitu bisa dipercaya. Sebagai seorang wartawan, meski wartawan kampus, saya sadar betul terhadap kredibilitas dan mana media yang masih dapat dipercaya.Â
Salah satu kelemahan media online adalah kurangnya konfirmasi terhadap narasumber. Selain itu juga masih banyak yang mengutip dari laman lain.Â
Sekarang tinggal kembali kepada anda mau menjadi seperti apa. Yang jelas ketika berita hanya dilihat judulnya saja sama seperti anda menilai buku hanya dari sampul. Judul bukanlah ringkasan, judul bukan pula tema, anda harus membacanya untuk mengetahui seperti apa sifat si tulisan. Bisa jadi si tulisan hanya tulisan abal-abal yang hanya bertujuan menggiring opini anda.
Ingat, membaca adalah sebuah aktifitas memahami maksud si penulis. Jangan sampai aktivitas membaca hanya dijadikan ajang untuk menghujat atau egoisme semata. Selesai membaca jangan keburu-buru untuk mengomentari, like, atau share. Nilai dulu seberapa pantas atau kurangnya berita atau artikel itu, setelah itu anda bebas untuk mengomentari, like, atau share artikel atau berita itu. (AWI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H