Kinerjaku dinilai dengan angka atau huruf. Nilai 100 untuk angka tertinggi dan nilai A untuk nilai huruf tertinggi. Padahal aku tak butuh nilai-nilai itu. Sistem yang menggerakkanku, sedangkan nilai yang diberikan kepadaku itu hanya sejauh mana aku mampu menjalankan sistem yang diberikan kepadaku. Meski si pemberi sistem yang salah, namun tetap aku juga yang nanti akan dinilai salah.
Sebagai robot aku dibentuk untuk memenuhi kebutuhan industri yang ada. Ketika industri tidak membutuhkanku maka aku akan digudangkan. Padahal menurutku dengan merubah sistem yang ada aku tetap bisa masuk dalam industri.Â
Kebutuhan industri lainnya adalah kebutuhan lahan. Aku sering dipakai oleh si pemberi sistemku untuk memaksa membabat hutan-hutan atau tanah produktif atau tanah resapan. Puluhan bahkan ribuan robot melihat pembukaan lahan itu. Manusia memprotes, namun sayang robot-robot yang jauh lebih kuat dari manusia menghadang protes manusia-menusia itu.
Aku adalah robot dan aku adalah budak. Andai saja aku menjadi manusia... (AWI)