Mata kyla terpaku diam memandang langit di dekat jendela kamarnya. Rintik hujan mulai membasahi hari. Desiran angin terdengar seiring menggelegarnya langit gelap. Salah satu tangan kyla tidak berhenti menulis namanya di jendela yang berembun, sedangkan tangan yang lainnya memangku wajahnya.
Pikirnya melayang pada sebuah nama yang dipanggilnya sayang. Pria yang mengetuk hatinya, lalu meninggalkannya. Tidak, tidak meninggalkan hatinya, dia hanya berpisah di ruang yang berbeda.
Dari jendelanya, dia seakan melihat sosok pria berlari di tengah hujan yang turun, membawa seikat balon berwarna warni. ah, ini hanya bayanganku sajakan sayang? pikir kyla lalu teralihkan pada suara ketukan pintu kamarnya. Dibukanya, dan dilihatnya seikat balon yang sama.
” Rei?” tanyanya.
” Kejutan sayang!”
Detik di dinding berdetak kian merdu mengiringi getaran handphone di pangkuannya, menyadarkan Kyla dari khayalannya. Dia mengakat telepon bertuliskan namanya. Telinganya mulai mendengar suara yang menghiburnya. Kyla tersenyum, di antara air matanya, perlahan ia memanjatkan doa untuk kekasih yang berada di langit sana.
Andai kamu tahu rindu itu bagian dari cinta, sayang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H