Mohon tunggu...
Sihijau
Sihijau Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hanya seorang wanita yang diberi kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya melalui tulisan dan tulisan itu menjadi pengingat juga bagi dirinya..^^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ajarku

12 Juni 2010   15:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:35 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di saat hati gundah dan gelisah,

ketika awan kecewa membendung pandang,

saat seakan semua terlihat hitam,

tak ada lagi harapan yang terlihat,

seakan semuanya musnah dalam satu asa.

Berkali lagi, terucap kata menyakitkan.

BagiNya yang menciptakan dan baginya yang melahirkan,

seakan menjadi satu dalam luka.

Berkata, "tak ingin dilahirkan!"

Terucap disaat harap tak ada lagi.


Oh, bagaimana bila itu sungguh terjadi?

Tidak! Jangan benci kelahiranmu!

Aku tahu ini tidak !

Ya, tentu saja Kau tahu!

Sekarang aku harus apa?

Mintalah Dia! Carilah Dia! ketuklah !

hei hidupmu berharga, sahabatku!

Tapi ini tidak mudah!

Apakah Aku pernah menjanjikan yang mudah?

em, tidak, tapi kau janjikan pelangi yang indah sehabis hujan!

mengapa kau tidak mengerti juga sahabatku?

Sekejap mata terpejam,

menatap langit biru.

Mungkin, tidak, inilah alasannya.

Ya, kenapa aku harus lahir disini?

Karena Dia ingin memperlihatkan keindahan. Betulkah?

tentu saja benar sahabatku! JanjiNya seperti fajar, Dia tidak akan pernah terlambat! CintaNya layaknya sungai yang mengalir! ! Percayalah!

Doaku:

Ajarku Tuhan untuk lebih mendekat padaMu,

dijalan yang sulit ini, berikan aku pelangi setiap harinya.

Jauh lubuk hatiku, aku ingin menikmati hidup ini.

Aku tahu, tapi aku sering membohongi diriku.

Ajarlah aku untuk jujur karena hidup ini indah.

Tidak ada yang mustahil didalam jalanMu.

Hanya saja ajarlah aku, untuk dekat lebih lagi padaMu.

Dan jangan berhenti menuntun langkahku!

Ajarlah aku untuk bersyukur karena telah terlahir, karena inilah yang tersulit.

Amin.

Jakarta,12 juni 2010

(fiksi belaka)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun