Meratap indah realitas yang ada..
Seongok anak manusia yang tak ubahnya anak buaya..
Tinggi ucapnya, seolah dialah yang paling benar..
Sehingga yang ada, superior seolah mengungguli tuhanya...
Tuli telinganya...
Buta matanya...
Terkunci mulutnya..
Tak hiraukan nasehat orang...
Berjalan sendiri, mengaku benar, dijalan yang salah..
yang disekitar, dianggapnya hanya miniatur patung manusia yang tak bernyawa...
Ya... beginilah realitas manusia berjuba politik...
Satu kata, miris
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!