Mohon tunggu...
Sowi Muhammad
Sowi Muhammad Mohon Tunggu... -

Menulis dengan intuisi tanpa teori

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anak Tukang Cukur untuk Jokowi dan Polri

4 Agustus 2014   05:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:29 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selain itu forum diskusi juga dijadikan ajang penyuluhan hukum yang dilakukan dalam kegiatan safari Jumat di masjid-masjid. Mulai dari jajaran Polda hingga Polsek pada hari Jumat berbaur dengan tokoh masyarakat, agama, adat, pemuda di desa-desa. Sehingga kesadaran hukum meningkat, keamanan terjaga.

Selama FGD diterapkan banyak permasalahan diselesaikan dengan diskusi tanpa harus berlanjut ke hukum. Mulai dari konflik lahan perusahaan dan masyarakat hingga persoalan perselisihan antar warga.

Dalam catatan FGDnya Anang mengatakan, ketika komunikasi tersumbat antara masyarakat dengan institusi pemerintahan, maka yang akan terjadi adalah aksi-aksi yang berpotensi rusaknya kondisi kondusif. Ini harus dipecahkan. Masyarakat harus diberi ruang untuk bebas berbicara, mengemukakan berbagai beban yang dirasa selama ini. Dan, memecahkan berbagai persoalan.

Sayangnya Juli 2012, dia ditarik ke Mabes Polri dan lambat laun FGD menghilang. Namun, dalam kepemimpinannya di Jambi yang tidak genap 1 tahun, masyarakat Jambi pernah merasakan polisi mengayomi masyarakat. Penegakan hukum yang adil untuk semua kalangan pernah dicicipi walau hanya sebentar.

Hingga saat ini keberadaan Anang yang hanya sebentar di Jambi masih membekas di warga Jambi. Mulai dari para politisi, tokoh agama, LSM, aktifis, pers, pemerintah, hingga masyarakat Jambi memberikan kesan Anang sosok yang bersih, tegas, tidak pandang bulu dan melayani.

Kalau melihat rekam jejaknya, prestasi Anang memang kurang menonjol. Namun, dia tidak memiliki catatan hitam. Setidaknya, dia tidak termasuk ke dalam daftar pemilik rekening gendut atau tidak juga terjadi kontroversi dalam penegakan hukum.

Makanya saya berpikir tidak ada salahnya, pengusaha mebel memberi kepercayaan kepada anak tukang rambut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun