Mohon tunggu...
Sowi Muhammad
Sowi Muhammad Mohon Tunggu... -

Menulis dengan intuisi tanpa teori

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jaksa Agung: (Prabowo) Bukan Hantu

13 Desember 2014   19:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:22 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat fakta, banyak mantan jenderal yang 'bersarang' di partai politik, pembentukan UU HAM yang akan diajukan Kemenkum dan HAM tentu akan terus 'dihantui'. Bukan tidak mungkin, Prasetyo dan Yasona H Laoli akan ikut 'dihantui'.

Tidak hanya dua anak buahnya itu, Jokowi juga bisa juga 'dihantui'. Bahkan saat ini, Jokowi juga 'dihantui'. Simak saja 'celotehan' aktivis HAM kepada Jokowi saat dibebaskannya Pollycarpus. Atau juga reaksi mereka saat Jokowi tidak memberikan pengampunan pada terpidana mati gembong narkoba.

Jadi sangat menarik. Hantu bukan hanya dari kalangan pelanggar HAM, tetapi aktivis HAM juga menjadi hantu yang menakut-nakuti Jokowi. Ada dua kelompok hantu diantara Jokowi, hantu dari pelanggar HAM dan hantu aktivitas HAM. Tapi, saya yakin tidak ada hantu dari korban HAM, karena mereka telah tenang di sisi Tuhan. Amin.

Berada di antara dua kelompok, hantu mana yang ditakuti Presiden Jokowi? Jangan sampai salah langkah, karena bisa kelompok ketiga merasa terusik dan menghantui Jokowi. Buktikan kata-kata Jaksa Agung kalau pelanggar HAM bukan hantu. Atau seperti yang melekat di benak saya, Prabowo bukan hantu.

Semoga penuntasan kasus HAM bisa bergeser dari politik ke hukum dan memperbaiki sejarah. Pada akhirnya, menghasilkan generasi yang menghargai sejarah, bukan generasi yang dibohongi sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun