Mohon tunggu...
Sowi Muhammad
Sowi Muhammad Mohon Tunggu... -

Menulis dengan intuisi tanpa teori

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Anak Tiri PDIP, Faktor Puan?

26 Februari 2015   18:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:28 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil survey LSI itu menunjukan kondisi yang tidak biasanya. Umumnya, meningkatnya tingkat elektabilitas presiden akan diikuti elektabilitas Parpol pengusungnya. Tapi dalam kasus pencalonan Kapolri ini justru berlawanan sehingga KIH terlihat seperti koalisi oposisi pemerintah.

Parahnya lagi, setelah keputusan Jokowi tidak melantik Budi Gunawan, isu interpelasi dan pemakzulan berhembus dari internal PDIP. Investigasi wartawan Tempo menyebutkan Megawati telah membahas itu bersama pakar hukum PDIP yang duduk di DPR.

Kenapa PDIP memperlakukan kadernya seperti itu? Apakah faktor Puan Maharani? Trah Soekarno ini memang digadang-gadangkan untuk dijadikan presiden masa depan Indonesia. Ayahnya, almarhum Taufik Kiemas pernah 'menitipkan' Puan kepada Surya Paloh sebagai 'calon pemimpin nasional'.

Puan yang disiapkan sebagai penerus Soekarno dan Megawati ini telah bergaung dalam kancah politik nasional. Seperti dalam Mukamar PKB tahun lalu, Ketum PKB Muhaimin Iskandar juga menyebutkan. "Yang terhormat pemimpin masa depan Puan Maharani, abang Surya Paloh, abang Sutiyoso, beliau gubernur DKI, Pak Jokowi penggantinya," ujar Cak Imin disambut tepuk tangan ribuan muktamirin di Hotel The Empire Palace, Minggu (31/8/2014).

Sah-sah saja, Megawati berkeinginan Puan Maharani, anak kandungnya meneruskan cita-cita dirinya dan almarhum Soekarno. Yang jadi pertanyaan apakah cita-cita itu dicapai dengan cara seperti Megawati yang menduduki kursi RI 1 setelah almarhum Gus Dur lengser? Waktulah yang akan menjawabnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun