Mohon tunggu...
Stephanus Ivan
Stephanus Ivan Mohon Tunggu... Dosen -

Nama lengkap: Stephanus Ivan Goenawan (SIG).\r\nSebagai Penemu Metris: Ilmu Hitung Penyempurnaan cara Tradisional/Vertikal & Dosen FT Univ. AtmaJaya.\r\nPada tahun 2009 telah memperoleh penghargaan dari Muri sebagai penemu Metris. \r\nPenghargaan Kemenristek Tahun 2010: Penyempurnaan Ilmu Hitung di Dunia via Metris. Penulis Buku: Gen Metris, Mencetak Einstein, Metris Perkalian, Pangkat, Pembagian Ajaib. (sigmetris.com)

Selanjutnya

Tutup

Humor

Angka Ajaib

8 Juni 2010   07:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:40 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_161652" align="alignleft" width="300" caption="DNA Gen (www.bio.davidson.edu)"][/caption]

Apakah Angka ajaib ini?  Mengapa disebut angka ajaib? Disebut angka ajaib karena mempunyai sifat yang unik seperti DNA gen manusia yaitu sifat siklisnya.Bilangan ajaib ini kemudian dinamakan sebagai Gen Metris. Oleh karena itu, Aritmatika Gen Metris merupakan aritmatika baru dimana proses hitungnya menggunakan pola sifat siklis bilangan, sehingga dapat juga disebut aritmatika pola siklis.

Proses hitung dengan pola secara utuh ini maksudnya dalam menyelesaikan perhitungan tidak perlu melalui semua tahapan, namun berbekal pengenalan pola maka informasi yang dibutuhkan cukup sebagian kecil saja. Jadi untuk mendapatkan hasil bilangan akhir, kita cukup mencari angka terdepan dari bilangan tersebut. Beberapa soal untuk menyelesaikannya memang butuh beberapa informasi tambahan, namun itu mudah diperoleh, sehingga eksekusi soal tetap jauh lebih mudah.

Misalkan untuk operasi penjumlahan Gen Metris 142857 dengan 428571 maka untuk mendapatkan hasil akhirnya kita cukup mengetahui angka terdepan dari bilangan tersebut. Angka terdepan yang akan dicari dapat diperoleh dengan menjumlahkan angka terdepan kedua bilangan tersebut. Dari penjumlahan ini diperoleh hasil angka lima. Untuk mendapatkan hasil bilangan akhir secara utuh digunakan langkah siklis terhadap Gen Metris yang dimulai dari angka lima (maju). Sehingga dengan menerapkan langkah tersebut diperoleh hasil bilangan 571428.

Contoh lain adalah operasi perkalian angka 6 dengan Gen Metris 142857. Untuk mendapatkan hasil akhirnya kita cukup mengetahui angka terdepan dari bilangan tersebut. Angka terdepan yang akan dicari dapat diperoleh dengan mengalikan angka enam dengan kedua angka terdepan bilangan Gen Metris tersebut. Dari perkalian ini diperoleh hasil angka delapan. Untuk mendapatkan hasil bilangan akhir secara utuh digunakan langkah siklis terhadap Gen Metris yang dimulai dari angka delapan. Sehingga dengan menerapkan langkah tersebut diperoleh hasil bilangan 857142.

Bagaimana kalau untuk operasi perkalian yang besar, misalnya 23×142857? Mula-mula bagilah bilangan dua puluh tiga dengan tujuh diperoleh hasil bagi tiga dengan sisa dua. Kalikan angka sisa dengan gen metris 142857, angka depan diperoleh dua kemudian dilanjutkan dengan mengekspansi angka secara siklis gen metris, diperoleh bilangan 285714. Susunlah hasil bagi di depan bilangan tersebut 3_285714. Untuk mendapatkan hasil akhir masih harus dikurangi dengan angka hasil bagi tujuh (3), yaitu 3_285714 – 3 = 3_285711. Hasil akhir diperoleh 3.285.711 bagaimana mudahkan! (Buku: Gen Metris). Nah, dengan kemampuan ini kita mampu mencairkan suasana dengan mendemo-kan seakan-akan kita genius padahal dengan kemampuan biasa2 aja juga bisa he..he..he..

Setelah melihat contoh perhitungan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Aritmatika Gen Metris memberikan nuansa yang sama sekali baru dalam bidang aritmatika yaitu proses hitung dengan menggunakan pola secara utuh (Olimpiade Kreativitas Angka video).

Penulis : Stephanus Ivan Goenawan

Penemu Metris

From Book : GEN METRIS

Dosen FT Universitas AtmaJaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun