Kami berjanji:
- Akan membaca minimal 30 menit setiap hari.
- Akan mengurangi penggunaan gadget untuk hal yang kurang bermanfaat dan menggantinya dengan membaca buku.
- Akan mengajak teman untuk rajin membaca dengan meminjamkan buku.
- Akan menularkan virus baca dengan membuka taman bacaan dan membentuk komunitas peminat baca.
- Akan menyumbangkan sebagian buku-buku kami kepada anak-anak yang kurang mampu.
Jakarta, 8-11 November 2016
Membaca dan merenungi isi Janji Duta Baca Cilik tersebut, saya membayangkan hal itu bisa dilakukan oleh semua anak Indonesia. Seandainya janji tersebut menjadi gerakan, minat baca anak-anak Indonesia pastilah bisa mengalahkan negara lain.
Apakah setiap Duta Baca Cilik bisa melaksanakan janjinya? Semua berpulang pada setiap individu dan dukungan pihak keluarga. Namun, saya percaya, semua orangtua akan mendukung dan memfasilitasi delegasi untuk bisa menjadi Duta Baca Cilik yang sebenar-benarnya.
Konferensi Anak Indonesia tahun ini mengangkat tema pentingnya kebiasaan membaca bagi anak-anak. Untuk memperluas cara pandang terhadap dunia literasi, selama 3 hari para delegasi mendapat pembekalan dari berbagai narasumber, antara lain: Najwa Shihab (Duta Baca Indonesia 2016), Imelda Naomy (Berkenalan dengan Buku), Ilham Habibie (Tokoh Inspirasi), Sutanto Winduro (pakar Mind Map dan Speed Reading), Muthia Fadhila Khairunnisa (Penulis Cilik Terbaik di Indonesia), Maman Suherman (Penggiat Literasi dan aktivis Perpustakaan Bergerak ), Bayu Gawtama ( Founder Sekolah Relawan), dan Dwi Andayani (Ketua Yayasan 1001 Buku).
Najwa Shihab dalam dialognya dengan delegasi mengatakan, membaca bisa membuat kita bahagia. “Jadi, sempatkanlah membaca buku selama 6 menit dalam sehari. Kalau kita ingin mengajak orang lain gemar membaca, maka cari tahu dulu apa kesukaan orang tersebut,” kata Najwa.
Saat berkunjung ke Perpustakaan Habibie dan Ainun, delegasi mendapat motivasi membaca dari putra Pak BJ Habibie, Ilham Habibie. Dari kecil Ilham Habibie sudah suka membaca buku tanpa diminta oleh kedua orangtuanya.
“Untuk menulis buku, kita harus memiliki ide, setelah itu membuat sinopsisnya. Ide merupakan hal yang paling penting dan untuk mendapatkan ide, salah satunya kita harus suka membaca. Dari banyak membaca, ide-ide kita akan keluar,” kata Muthia yang kini sudah menulis 37 buku diusianya yang baru menginjak 15 tahun.
Sementara itu Dwi Andayani, Ketua Yayasan 1001 Buku, mecoba menularkan virus membaca pada para delegasi dengan mendorong mereka untuk membuat Taman Baca di lingkungan mereka
Setelah berkonferensi sejak 8 November 2016, pada hari Jumat, 11 November 2016 para delegasi membacakan dan menyerahkan deklarasi Konferensi Anak Indonesia 2016 di dua tempat. Siangnya, delegasi menyerahkan deklarasi kepada Presiden melalui kantor Sekretariat Kepresidenan di Bina Graha dan diterima oleh Ibu Jaleswari Pramodhawardani. Sorenya delegasi menyerahkan deklarasi kepada Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan diterima oleh Bapak Dermawan.