Sebagai pengasuh majalah Bobo, setiap tahun saya selalu terlibat dalam penyelenggaraan Konferensi Anak Indonesia (disingkat Konfa). Selain bertugas membuat press relase dan mengundang wartawan, saya pernah menjadi supervisor mewakili pimpinan yang sedang berhalangan.
Tahun ini, saya mendapat tugas mencermati kurikulum dan penyelenggaraan acara. Selain itu, saya juga ditugaskan oleh pimpinan, menjadi juri untuk memilih delegasi.
Menjadi juri bagi saya adalah sebuah amanah yang harus saya pertanggungjawabkan kepada seluruh peserta. Saya harus memilih 36 karya tulis yang berkualitas dari 1800-an karya tulis yang dikirim oleh anak-anak yang sangat terobsesi ingin mengikuti konferensi anak ini.
Mengapa anak-anak begitu terobsesi ingin mengikuti Konfa? Awalnya, saya menduga mungkin karena acaranya seru dan gratis. Biaya transportasi untuk peserta dan pendamping dari daerah ke Jakarta (begitu pula sebaliknya) dan akomodasi selama di Jakarta ditanggung oleh pihak Bobo.
Akan tetapi, kemudian saya banyak membaca surat dari anak-anak dan postingan di facebook dari orangtua yang memuji Konfa sebagai kegiatan yang sangat bagus untuk anak-anak, karena Konfa mengajarkan sikap kemandirian pada anak, nilai-nilai kebersamaan, nilai-nilai keragaman, sikap kritis terhadap persoalan di lingkungan sekitar, menghargai pendapat orang lain, dan lainnya. Alhamdulillah, kalau program tahunan Bobo yang kami buat sejak 2001 ini dirasa bermanfaat bagi semua pihak.
Bagi kami, Konferensi Anak Indonesia adalah salah satu wujud misi Kompas Gramedia dalam ikut mencerdaskan bangsa. Jujur saja, menyelenggarakan Konfa setiap tahun sejak 2001, sesungguhnya cukup berat. Apalagi di saat bisnis majalah sedang dalam kondisi tidak baik dan harus beradaptasi dengan informasi digital. Namun, melihat antusiasme anak-anak untuk bisa mengikuti Konfa, semangat kami terpompa kembali. Bukankah dibalik pengorbanan itu ada berkah dan hikmahnya?
Antusiasme anak-anak untuk bisa lolos mengikuti Konfa terlihat dalam karya tulis yang mereka kirim. Ayo kita simak petikan tulisan Jefta Christoper Aritonang, siswa kelas 6 SD Kristen 03 Eben Heazer, Salatiga, ini:
Waktu kelas 5 SD, saya pernah mengikuti seleksi Konferensi Anak Indonesia yang diadakan majalah kesayangan saya Bobo. Saat itu saya mengirimkan tulisan bertema Permainan Tradisional. Meski tulisan saya belum terpilih, namun saya tidak menyerah. Buktinya, tahun ini saya mencoba lagi, walaupun saat ini adalah tahun terakhir saya berkesempatan mengikuti Konferensi Anak Indonesia, karena tahun depan saya masuk SMP, sementara Konferensi Anak Indonesia hanya boleh di ikuti siswa SD. Masak sih saya harus TIDAK LULUS SD agar dapat mencoba kembali mengirimkan tulisan saya untuk Konferensi Anak Indonesia… hehehe.
Waktu membaca karya tulis Nicole Woerden Livinstone Lie dari Abepura, Papua, saya tiba-tiba teringat Michelle Horstlie, delegasi Konfa 2012 dari Papua. Waktu mengikuti Konfa 2012, delegasi asal Papua ini sempat bikin repot panitia karena adiknya bernama Nicole yang masih kecil harus ikut ke Jakarta karena tidak mungkin ditinggal di rumah sendirian. Ternyata, empat tahun kemudian adik Michelle bernama Nicole ini lolos menjadi delegasi tahun ini.
Ibu Meilinda Moten, orangtua Michelle menceritakan kepada saya, ”Memang waktu pulang dari mengantar kakaknya Michelle, sudah menjadi angan-angannya. Katanya, Mama, ssaya harus ikut Konfa kalau kelas empat nanti. Puji Tuhan terkabul.”
Semula saya memasukkannya dalam nominasi karena karya tulisnya cukup panjang. Namun sidang dewan juri akhirnya memilih Nicole karena karya tulisnya sangat menarik. Murid kelas 4 SD YPPK Gembala Baik ini menceritakan, selama ini ia tidak begitu peduli dengan buku-buku yang dibelikan mamanya. Namun suatu hari, ketika ia diajak mamanya meresmikan rumah baca di sebuah kampung di daerah Merauke, ia bertemu dengan seorang penggiat literasi bernama Tante Fa. Kita simak, tulisan Nicole berikut ini:
Aku semakin tertarik dengan penjelasan Tante Fa. Aku mengangkat tanganku dan bertanya, ”Tante Fa.. .aku pernah bermimpi jadi dokter! “Wah bagus sekali itu Nicole… tetapi untuk menjadi seorang dokter, kita perlu belajar yang baik Nicole.”
Aku bertanya lagi, ”Bagaimana caranya belajar yang baik Tante?” Tante Fa menjawabku, katanya, ”Dengan banyak membaca buku dan belajar yang rajin, karena buku adalah jendela dunia. Jangankan untuk menjadi seorang dokter, Nicole mau menjadi seorang astrounot pun bisa kalau Nicole rajin belajar dan membaca buku”.
Aku pun terdiam karena aku malu pada diriku sendiri. Ternyata selama ini Mama mengajakku membaca buku adalah untuk sesuatu yang berguna bagi masa depanku nanti. Aku sadar dengan kesalahanku dan aku berjanji untuk rajin belajar dan membaca buku.
Juri juga memilih seorang anak yang sudah menularkan virus baca kepada teman-temannya. Dia adalah Ardiansyah, murid kelas 5 SDN Lakkang, Makassar. Dalam karya tulisnya, ia menceritakan:
Teman-teman, saya mempunyai hobby mendongeng, membaca buku cerita, dan mengajak teman-teman pulau ini untuk selalu membaca. Teman-teman penasaran, ya. Suatu ketika di dalam kelas bapak guru menyampaikan kepada kami. Katanya, anak-anak, siapa yang mau ikut lomba bercerita? Mendengar pertanyaan itu, tiba-tiba semua teman memandang ke arah saya dan serentak berteriak. Ardi, pak! Mendengar jawaban teman-teman, saya hanya tersenyum. Ooh, mungkin teman-teman menujuk saya karena melihat hobby saya yang senang mendongeng dan membaca buku cerita di depan mereka.
Seorang anak yang sudah merasakan manfaat langsung membaca buku adalah Nadia Ghania Nismara, murid kelas 6 SDN 003, Balikpapan. Karena gurunya tahu ia sering membaca buku, Nadia pun diminta untuk mewakili sekolah dalam lomba mengarang.
Saat itu aku masih kelas 5. Lomba yang pernah aku ikuti diantaranya adalah lomba mengarang cerita bebas antar kelas dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional disekolah dan aku berhasil meraih juara 1. Kemudian lomba menulis cerpen antar sekolah dengan tema Hutan Kota Pendidikan Telaga Sari dalam rangka memperingati HUT Kota Balikpapan ke 119. Dengan berbekal pengalaman membaca, aku coba menulis cerpen pertamaku dengan judul “Kelompok Karangmunting’’. Tak disangka aku berhasil meraih juara 2. Terakhir aku mengikuti lomba bercerita tingkat SD yang diadakan oleh Perpustakaan Daerah Balikpapan. Aku pun berhasil meraih juara harapan 2. Wow, senang sekali! Bisa membawa nama baik sekolah. Saat itu aku ngerasa bangga banget karena dengan rajin membaca buku aku bisa meraih prestasi.
Bagi Vina Mahda Zakia, murid kelas 5 MI Al-Ikhlas, Oku Timur, kebiasaan membaca buku bisa mendukung cita-citanya untuk menjadi dokter. Coba simak karya tulisnya:
Sejak kecil aku sudah punya cita-cita. Aku ingin menjadi seorang dokter. Karena itu, aku merasa harus membaca buku tentang kesehatan dan penyakit. Seperti buku yang berjudul Why, yang bicara mengenai emergency treatment atau buku yang membahas soal disease. Aku juga punya cita-cita yang lain. Aku ingin mempunyai usaha catering atau restoran. Kebetulan, Mama juga suka mengumpulkan resep masakan dari tabloid Nova. Terkadang ada resep yang mudah aku praktekan. Seperti saat bulan Ramadhan yang lalu, aku mencoba mempraktekan sejumlah resep masakan dari majalah Bobo.
Membaca 1800 karya tulis anak-anak, saya merasa bangga dan bersyukur karena anak-anak ini adalah cermin masih adanya generasi masa depan yang memiliki minat baca buku yang sangat tinggi. Mereka termasuk generasi digital yang menjunjung tinggi buku sebagai media referensi yang mencerdaskan. Mereka adalah generasi berkualitas dan menjadi harapan bangsa ini.
Mereka bukan lagi anak-anak yang membaca buku tipis dan bergambar warna-warni. Mereka adalah anak-anak yang sudah menikmati buku-buku tebal. Bahkan, beberapa anak seperti Fayanna Ailisha Davianny (kelas 6, SD Nasional Plus Tunas Global), Michelle Maverick (kelas 5, SD Homeschoolling Primagama), dan Kanza Windy Aurora (kelas 6 SDIT Al-Azkar Pamulang); mereka adalah anak-anak hebat yang sudah menerbitkan buku. Bahkan, Fayanna sudah menerbitkan 30 buku.
Kami sungguh bersyukur bisa menemukan 36 anak hebat ini untuk diundang berkonferensi. Andaikan kami mampu dan bisa, tentu kami ingin mengundang anak-anak lebih banyak lagi.
- Vina Mahda Zakia (MI Al Ikhlas, Kelas 5) - Kab. Oku Timur, Sumatera Selatan.
- Nadia Ghania Nismara(SDN 003, Kelas 6 C) - Balikpapan
- Ardiansyah ( SDN Lakkang, Kelas 5) - Kecamatan Tallo, Makassar
- Nicole Woerden Livingstone Lie (SD YPPK Gembala Baik, Kelas 4) - Abepura, Papua
- Anindya Laksmi Kusuma (MIN Tempel, Kelas 5 B) - Yogyakarta
- Faruq Fairuzabadi Aribowo (SD Muhammadiyah Condongcatur, Kelas 4) - Yogyakarta
- Nailu Nada Zahra (SD Muhammadiyah Sagan, Kelas 6 Al-Kindi) - Yogyakarta
- Safira Mushollia (SDIT Al Munawwar, Kelas 6 B) - Tulungagung, Jawa Timur
- Sania Idayu Virginia (SDN Wage II Taman, Kelas 5 C) - Sidoarjo, Jawa Timur
- Nayla Sabitha Irajanto (SDI Raudlatul Jannah, Kelas 5 C) - Sidoarjo, Jawa Timur
- Kapti Dahayu Kasprabowo (SDIT Assalamah, Kelas 4) - Ungaran Barat, Jawa Tengah
- Ayashadanica Aldea Khusna ( SD GIS, Kelas 5) - Tegal, Jawa Tengah
- Jefta C. Aritonang ( SDK 3 Eben Haezer, Kelas 6) - Salatiga, Jawa Tengah
- Dhifa Sephi Parameswari (SDN Dr Cipto, Kelas 4) - Cicendo, Bandung
- Farras Afanin (Homeschooling SD, Kelas 5) - Bandung
- Daryn Callista Nielly Hattu (SDK 5 BPK Penabur, Kelas 5) - Bandung
- Fayanna Ailisha Davianny (SD Nasional Plus Tunas Global, Kelas 6) - Depok
- Amarsha Auranada Nafiahsyifa (SDN Lebak Bulus 02 Pagi, Kelas 6 A) - Jakarta Selatan
- Ahmad Adam Al-Ayubi (SDN Sukasari 4, Kelas 6 B) - Tangerang
- Sahnaz Nurrizqy Nashrullah (SD IT Tunas Harapan Illahi, Kelas 4) - Tangerang
- Khanza Windy Aurora ( SDIT Al-Azkar Pamulang, Kelas 6) - Tangerang Selatan
- Auryna Putri Zahrakirana (SDI At Taqwa Rawamangun, Kelas 5) - Jakarta Timur
- Louisa Chiara Halim (SD Regina Pacis, Kelas 6) - Jakarta Selatan
- Rena Elveretta Suryatantra (SD Regina Pacis Bogor, Kelas 6 A) - Bogor
- Michelle Maverick (Homeschooling SD, Kelas 5) - Bekasi
- Jordana Moira (SDN Empang 2, Bogor, Kelas 5) - Bogor Barat
- Flora Agatha Griselda Hutajulu (SD Nasional Insan Prima, Kelas 4 B) - Bekasi
- Nabillah Aulia Puspita (SDN Jagakaras 01, Kelas 6) - Jakarta Selatan
- Celine Karunia Ruth Sixtinova Mailoa (SD Regina Pacis Bogor, Kelas 5 - Bogor Barat
- Madriena Nazaha Arief (SDN Sukasari IV, Kelas 5) - Tangerang
- Aditya Prema Arief (SD Cakra Buana Depok, Kelas 5 A) - Depok
- Nikita Virya Atmadja (SD Mardi Waluyo, Kelas 4) - Cihideung, Bogor
- Satrio Daniel Botka (SD Saint Peter, Kelas 5) - Kelapa Gading, Jakarta Utara
- Yosua Raphael P Pasaribu (SD Bunda Hati Kudus, Kelas 6 A) - Jelambar, Jakarta
- Paulus Aidant Wardojo (SD Kristoforus II, Kelas 4) - Kalideres, Jakarta Barat
- Tosca Rooslyta (SD BPK Penabur, Kelas 4) - Bekasi
Para delegasi ini akan mengikuti Konferensi Anak Indonesia 2016 yang berlangsung di Jakarta, pada 8 – 11 November 2016. Mereka terpilih dari 1800 anak yang mengikuti seleksi pemilihan delegasi konferensi dengan mengirimkan karya tulisnya ke panitia Majalah Bobo.
Konferensi Anak Indonesia tahun ini akan membahas tentang pentingnya kebiasaan membaca bagi anak-anak dengan tema Aku dan Jendela Dunia.
Dalam konferensi ini, delegasi akan mendapatkan pembekalan dari beberapa narasumber ahli, salah satunya adalah Najwa Shihab (Duta Baca 2016). Delegasi juga akan mengunjungi perpustakaan milik keluarga Bapak BJ Habibie dan ngobrol tentang buku dengan Ilham Habibie. Bupati Lahat, Saifudin Aswari Rivai juga akan berbagi pengalaman mengenai bagaimana menciptakan kota Lahat sebagai pionir Kota Literasi di Sumatera Selatan.
Menurut rencana, pada akhir acara puncak Konferensi Anak Indonesia, para delegasi akan membacakan deklarasi dan menyerahkannya langsung kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu Yohana Yembise. Semoga, Presiden Joko Widodo juga ada waktu untuk menerima delegasi.
Setelah pulang ke daerah masing-masing, anak-anak delegasi ini diharapkan bisa menjadi pelopor gerakan membaca bagi teman-temannya di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya. Caranya, mereka bisa memulai dengan hal yang sederhana, misalnya membentuk kelompok baca atau taman baca di rumahnya dan mengundang teman-temannya untuk membaca bersama-sama.
Konferensi Anak Indonesia merupakan wadah bagi anak-anak Indonesia untuk berlatih menyalurkan pendapatnya. Pendapat tersebut dirangkum dalam bentuk deklarasi. Deklarasi tersebut kemudian diserahkan kepada pemerintah/instansi terkait dengan harapan bisa dijadikan bahan masukan dalam menetapkan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan anak-anak.
Konferensi Anak Indonesia adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Majalah Bobo sejak tahun 2001. Konferensi ini diadakan untuk mendorong anak-anak Indonesia berlatih mandiri, berfikir kritis, dan peduli terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sekitar.
SELASA, 8 NOVEMBER 2016
Tempat: Griya Patria, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta
10.00 - Pembukaan
11.00- Sambutan Duta Baca 2016, Najwa Shihab, Tanya Jawab.
13.00- Perpisahan dengan orang tua.
14.00- Konferensi: Pembekalan bersama Ibu Imelda Naomy
Materi: Berkenalan dengan Buku
Materi: Berani Bercerita
19.30 - Refleksi materi hari pertama.
RABU, 9 NOVEMBER 2016
Tempat: Perpustakaan BJ Habibie, Patra Kuningan, Jakarta
10.00 – Ngobrol bersama Bapak Ilham Habibie
Tempat: Gedung Kompas Gramedia, Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta
13.00 – Ngobrol bersama Muthia Fadhila Khairunnisa
(Alumni Konfa 2009, penulis buku)
14.00 – Pembekalan bersama Ir. Sutanto Windura
Materi: Cara Seru Membaca (Speed reading & mind mapping)
19.00 – Refleksi hari kedua.
KAMIS, 10 NOVEMBER 2016
Tempat: Rumah 7 A, Lebak Bulus, Jakarta
08.30 – Pembekalan bersama Bupati Lahat, Syaifudin Aswari Rivai
Materi: Kota Literasi
10.00 – Pembekalan bersama Ibu Dwi Andayani (Ketua Yayasan 1001 Buku)
Materi: Menularkan Virus Baca
13.00 – Pembekalan bersama Bapak Bayu Gawtama (Relawan 1001 Buku, pendiri
Sekolah Relawan)
Materi: Menularkan Virus Baca
14.00 – Perumusan Deklarasi dan Janji Duta Baca
19.00 – Gladi kotor acara puncak.
JUMAT, 11 NOVEMBER 2016
Tempat: Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta
09.00 – Jalan-jalan di Kidzania
14.00 – Acara puncak Konferensi Anak Indonesia di Kantor KPPPA (dan atau) Istana
Kepresidenan.
18.00 – Perpisahan di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta.
- Acara bisa berubah.
- Info : Sigit Wahyu, HP o811 849646, Email: sigitwahyu@gramedia-majalah.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H