Pagi hari setiap hari Sabtu, sepeda tua 'Batavus', beberapa kali saya kayuh untuk keliling lingkungan sambil mencari obyek gambar sketsa. Begitupula pagi hari tadi, saya ingin pergi ke jalan Empu untuk menggambar sebuah mesjid yang mempunyai bentuk arsitektur unik.
Jalan Empu yang akan saya lalui merupakan jalan yang berkonotasi mesum, terutama bagi masyarakat di tempat saya tinggal. Konon kawasan tersebut dulu banyak bertebaran warung remang-remang. Hingga tahun 2010, bangunan bekas warung remang-remang tersebut masih terlihat. Kini cafe-cafe tempat hiburan remang-remang itu telah pindah. Jalan aspal desa di kawasan tersebut kini telah dibuat beraspal halus (bukan aspal kasar seperti aslinya).
Setelah mengayuh sejauh 200 meteran dari ujung jalan, saya berhenti di sebuah mesjid yang sejak awal pembangunannya telah menarik perhatian saya. Mesjid tersebut dibangun oleh perorangan. Style arsitektur bangunannya sangat berbeda dibandingkan mesjid-mesjid kampong pada umumnya. Mesjid yang diberi nama: Al Munawar (sesuai dengan nama pemiliknya) tersebut, memiliki kubah terbuat dari logam yang menyerupai bentuk bawang serta bentuk tombak dan bulan sabit (menghadap ke atas). Pada keempat sisi dindingnya diberi tambahan teras. Teras ke-4 merupakan relung mihrab. Sedangkan tiga teras lainnya dibuat sebagai tempat pintu masuk ke dalam mesjid. Karena denah mesjid dirancang serupa itu maka berakibat pada besaran luas ruang sholat yang tidak terlalu besar. Perkiraan luas ruang sholat hanya sekitar 6 x 6 meter persegi.
Ketika masuk ke dalam halaman mesjid suasana terasa teduh dan sepi. Pohon Mangga yang tumbuh tinggi membuat halaman terasa teduh. Beberapa tanaman hias Pucuk Merah yang ditempatkan pada deretan kotak pot berupa susunan bata merah, menciptakan kesan rapih dan sejuk. Pemilik lahan tempat bangunan mesjid Al Munawar didirikan tampaknya ingin menonjolkan sebuah mesjid yang lain daripada yang lain, terutama pada unsure arsitektur ‘Mughal’ yang berkembang di India.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H