Entah karena tulisan saya di Kompasiana, dalam rubric 'Birokrasi', atau karena factor kebetulan semata, ternyata hari Minggu siang, tanggal 12 April, saya melihat ada sejumlah pekerja Dinas PU sedang melapisi ruas tanah di samping jalan di ujung fly over Cileungsi, tak jauh dari terminal Cileungsi. Kebetulan saya dan istri memang melintasi ruas jalan tersebut saat pulang dari arah Cibubur, pada jam 14.00. Saat saya melihat suasana pelapisan aspal itu, suasana jalan cukup ramai dengan sinar matahari yang cukup menyengat.
Saya sangat terheran-heran melihat situasi yang diluar dugaan itu. Selama ini telah bertahun-tahun kondisi jalan tanah berbatu-batu itu tidak pernah dilapisi aspal sekalipun. Namun kini mendadak ada pekerjaan pelapisan. Saya berbisik pada istri saya yang membonceng motor saya: "Nda, jangan-jangan ini karena tulisan saya di Kompasiana yah?".
Pada hari Senin, 13 April (hari ini), saat saya pulang kerja, akhirnya saya memang menyaksikan perubahan kondisi tepi jalan selebar 2 meter yang seminggu yang lalu masih berbatu-batu, kini terlihat rata dengan lapisan aspal. Sebuah langkah 'simple' yang dampaknya telah membuat perubahan besar pada situasi sehari-hari kawasan tersebut. Sore tadi saya melaju dengan nyaman dalam suasana lalu-lintas yang lengang di kawasan yang biasanya selalu macet itu. Tentu saja saya langsung mencoba untuk melaju di atas lapisan aspal baru itu. Mengapa langkah pelapisan tersebut harus menunggu bertahun-tahun? Padahal sebenarnya biaya yang dikeluarkan tentu tak seberapa (untuk pelapisan selebar 2 hingga 3 meter, sepanjang 50 - 100 meter) dibandingkan dampak resiko kecelakaan dan ketidaknyamanan para 'biker' yang harus pontang-panting menghindari bongkahan-bongkahan batu dan celah-celah lubang genangan air.
Meskipun mungkin aspal itu hanya tahan beberapa bulan saja, namun langkah pelapisan itu saya hargai sebagai langkah positif dari Dinas PU setempat (Cileungsi). Kini dan beberapa bulan mendatang, kami (para pengendara motor) dapat melaju dengan tenang dan aman di tepian jalan utama tanpa khawatir menabrak tanggul trotoar dan bongkahan batu. Saya masih menunggu perbaikan-perbaikan untuk ruas-ruas yang lain, khususnya di sekitar kolong fly over Cileungsi yang kondisinya amblas dan cekung bergelombang.
Saran kami semata-mata hanya untuk mengingatkan pemangku wilayah agar keselamatan pemakai jalan dan pejalan kaki di ruas jalan mendapatkan perhatian utama. Terjadinya kecelakaan juga diakibatkan oleh buruknya kondisi jalanan yang disebabkan oleh buruknya drainase serta lambannya penutupan lubang-lubang jalan terutama pada musim hujan yang ektreem.
[caption id="attachment_378225" align="aligncenter" width="448" caption="Kondisi jalur tepi jalan sebelum diaspal."][/caption]
[caption id="attachment_378228" align="aligncenter" width="448" caption="Sebelum diaspal."]
[caption id="attachment_378229" align="aligncenter" width="448" caption="Penyempitan jalan (Sebelum diaspal)."]
[caption id="attachment_378230" align="aligncenter" width="448" caption="Dua minggu kemudian (kondisi setelah diaspal)."]
[caption id="attachment_378231" align="aligncenter" width="448" caption="Lalu-lintas setelah diaspal."]
13 April 2015.