Mohon tunggu...
Sigit Priyadi
Sigit Priyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Padang rumput hijau, sepi, bersih, sapi merumput, segar, windmill, tubuh basah oleh keringat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bola Voli: Kegigihan Emak-emak vs Kelenturan Atlet Remaja Putri

24 Maret 2015   20:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:05 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu pagi, 22 Maret 2015, atau hari Minggu ke-3, adalah jadwal rutin acara senam aerobic  warga RT 17, di lapangan voli (lapangan terbuka) perumahan tempat tinggal saya. Pagi kemarin suasana terasa semarak karena ada sejumlah remaja laki-laki berbadan tinggi besar yang juga ikut serta berpartisipasi. Mungkin  mereka memang disuruh oleh Ketua RT agar peserta senam lebih banyak. Selain itu  setelah acara senam berakhir akan dilanjutkan dengan pertandingan voli persahabatan, melawan tim dari Jakarta.

Kegiatan senam aerobik ditempat tinggal saya telah memberi warna tersendiri bagi lingkungan. Wujud ideal hunian yang digambarkan oleh Jan Gehl, seorang arsitek dari Denmark telah terwakili oleh penghuni wilayah RT saya. Kami dapat bersosialisasi dengan wajar melalui kegiatan  di lapangan voli di wilayah RT kami.

Acara senam dimulai pada pukul 07.30. Instruktur senam, yang juga tinggal di wilayah RT 17, mampu membuat suasana penuh gelak-tawa, khususnya bagi peserta laki-laki. Beberapa kali, disela-sela gerakan senam, instruktur senam memperagakan gerakan seolah-olah tanpa tenaga untuk menyindir para peserta bapak-bapak yang mengikuti gerakan senam seadanya, tanpa gairah. Bisa dimaklumi bahwa senam aerobik merupakan gerakan senam yang sangat bertenaga, sehingga bagi mayoritas laki-laki berumur lanjut tentu saja sangat berat. Namun tidak demikian halnya pada ibu-ibu. Mereka tampil penuh semangat. Gerakan yang sedang populer saat ini, yaitu goyang Dumang, juga diperagakan bersama. Adapun senam Poco-poco tidak sempat ditampilkan berhubung tim voli tamu dari Jakarta keburu datang pada pukul 8. Instruktur senam terpaksa harus menyingkat tempo acara agar pertandingan voli persahabatan tidak terlampau siang. Usai melakukan senam kami menikmati hidangan ringan berupa bubur Kacang Hijau, buah-buahan (Rambutan dan duku).

Pada waktu peserta senam beristirahat, tim voli putra mulai mempersiapkan diri untuk melakukan pertandingan. Tak lama kemudian pertandingan mulai berlangsung. Untuk kelas pemula, pertandingan voli putra antara tim remaja Perumahan saya melawan tim tamu dari Satpam perumahan Mutiara Indah, Jakarta Utara, berlangsung cukup seru. Namun saya masih penasaran dengan tim putri tamu yang akan menjadi lawan tim ibu-ibu perumahan, yang belum hadir hingga pukul 9.

Ketika pertandingan putra sedang berlangsung sekitar 30 menit, mendadak muncul tiga mobil SUV, terdiri dari sebuah Ford 'Everest' dan dua buah 'Avanza' melaju pelan lalu berhenti di tepi lapangan. Kemudian muncullah satu persatu remaja putrid bertubuh tinggi semampai, berkulit putih, dengan proporsi badan atletis. Mereka terlihat seperti pemain voli professional sekaligus selebritis. Masing-masing membawa ransel olahraga di bahunya. Sekilas seperti para pemain voli putri Pro Liga. Ketika memasuki lapangan barulah terlihat bahwa mereka rata-rata masih remaja SMA. Ada seorang anak perempuan yang juga diikutsertakan sebagai anggota tim. Anak kecil itu  kira-kira masih kelas 4 SD. Pertandingan tim putra lalu dihentikan setelah menyelesaikan 2 set.

Tanpa menunggu terlalu lama, usai berganti baju, tim putri tamu langsung memasuki area lapangan voli. Bisa ditebak, jumlah penonton langsung bertambah  dua kali lipat dibanding pertandingan voli putra sebelumnya. Suasana juga berubah menjadi hingar-bingar. Tidak biasanya para penonton disuguhi pertandingan berbobot seperti Minggu pagi itu.

[caption id="attachment_374749" align="alignnone" width="640" caption="Tim voli remaja putri."][/caption]

[caption id="attachment_374750" align="alignnone" width="640" caption="Tim ibu-ibu."]

14272023511554662183
14272023511554662183
[/caption]

Meskipun tim tuan rumah terdiri atas para 'emak-emak' (ibu-ibu berusia lanjut), namun masih dapat melayani tim tamu dengan bola-bola kembalian yang terarah. Tim tamu yang dikawal seorang pelatih berjenis kelamin perempuan dan berbadan tinggi besar, bermain penuh semangat. Tak terduga, gadis-gadis remaja dari kalangan keluarga bertaraf social atas yang tinggal di permukiman elit tersebut bisa menyukai olahraga bola voli yang umumnya dilakukan oleh masyarakat umum. Pertumbuhan tubuh mereka yang belum berhenti memperlihatkan postur tubuh yang sangat ideal, sehingga membuat pesona tersendiri. Fisik mereka yang terlihat bugar menimbulkan optimisme bahwa masih ada remaja-remaja yang sanggup menyalurkan energi masa mudanya untuk hal-hal positif, semacam olah-raga bola voli. Hal ini menepis prasangka bahwa remaja putri kalangan atas hanya suka makan fastfood atau keluyuran di mall-mall elit.

Akhirnya pertandingan berakhir dengan kemenangan 2-1 untuk tim tamu.

23 Maret 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun