Kepulauan Riau punya hubungan sangat erat dengan nasionalisme dan persatuan Indonesia. Dari Keprilah, cikal bakal bahasa nasional kita berasal. Tepatnya dari Pulau Penyengat.
Khasanah melayu sangat kaya dan luhur. Demikian juga dengan budayanya. Oleh karena itu, sudah tepat kiranya jika calon gubernur Kepri, Isdianto-Suryani (INSANI) mengusung visi mewujudkan Kepri sebagai bunda tanah melayu yang maju, gemilang, religius dan unggul di bidang maritim.
Ngomong-ngomong soal melayu dan bahasa, tentu banyak dari kita yang mengenal Gurindam Dua Belas. Mengutip dari kemendikbud.go.id, Gurindam Dua Belas adalah suatu karya sastra yang dibuat Raja Ali Haji, seorang sastrawan dari Kepulauan Riau. Karya sastra ini berbahasa Melayu Kuno dengan ciri khas banyaknya istilah tasawuf, kata-kata kiasan dan metafora.
Karya ini terdiri dari dua belas pasal dan dikategorikan sebagai "Syi'r Al-Irsyadi" atau puisi didaktik karena berisikan nasehat atau petunjuk hidup, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat. (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/gurindam-dua-belas/)
Keluhuran budaya melayu harus terus dijaga. Jangan sampai budaya tersebut hilang ditelan zaman dan budaya-budaya lainnya. Perlu ditanamkan keluhuran budaya melayu khususnya pada warga Kepri sejak dini.
Namun bicara soal budaya, tak melulu mengenai adat istiadat dan segala turunannya, misal rumah adat, tarian, dan lain sebagainya. Budaya juga erat kaitannya dengan wisata.
Budaya yang dijaga kemurniannya, akan mampu menarik minat wisatawan untuk menikmatinya. Berapa banyak wisatawan datang ke Bali untuk menyaksikan tari kecak? Ribuan orang yang datang ke Yoyakarta, mungkin juga merasa belum di Yogyakarta selama mereka belum foto di Tugu.Â
Pun halnya dengan mereka yang berkunjung ke Bukittinggi, dengan wisatwan yang berkunjung ke Bukittinggi, belum lengkap jika tak berfoto dengan latar Jam Gadang.
Indonesia adalah negara kesatuan. Negara yang berisi berbagai macam suku, agama, ras, dan golongan. Kita bersatu di dalam bingkai kebhinnekan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Melayu dengan segala macam kearifan dan keluhurannya, juga salah satu warna yang jadi bagian dari "pelangi" Indonesia nan indah. Karena itulah, budaya melayu juga harus terus dijaga agar "pelangi" Indonesia tak pudar apalagi punah.
Saya membayangkan, suatu hari nanti INSANI benar-benar berhasil menjadikan Kepri sebagai bunda tanah melayu maju, gemilang, religius, dan unggul di bidang maritim, tentu dampaknya akan sangat besar bagi semua.
Bukan tidak mungkin, wisatawan berbondong-bondong tidak hanya menikmati keindahan pantai dan alam serta kuliner Kepri, namun juga kedatangan mereka untuk menikmati budaya melayu yang terjaga kelestariannya.Â
Wisatawan dengan bangga berofoto di depan rumah-rumah melayu, menyiarkan pertunjukan tari khas Kepri, dan ketika pulang mereka menceritakan pada rekan, sahabat, dan kerabat betapa Kepri dan masyarakatnya sangat mempesona.
INSANI menegaskan, pengenalan tentang adat istiadat melayu akan dimulai sejak dini. INSANI tentu akan sangat serius mengenai hal itu karena tertuang dalam visinya. Dan ada baiknya jika saya mengutip Gurindam XI dalam Gurindam Dua Belas untuk INSANI.
Ini gurindam pasal yang kesebelas:
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hujjah.
Hendak dimalui,
jangan memalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.
INSANI yang ingin menjadikan Kepri sebagai bunda tanah melayu, tentu tahu dan memahami apa pesan dari Gurindam XI itu. Mereka tentu akan mengutamakan bangsa dan membuang perangai cela saat sudah jadi kepala. INSANI akan teguh memegang amanat dan menyingkirkan sifat khianat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H