Bahan tersebut digunakan oleh industri farmasi sebagai bahan pembuat cangkang kapsul, emulsifier dan stabilizer.
Selain itu, masih dari publikasi yang sama, kandungan pada rengkam dapat dipakai sebagai bahan baku pada berbagai macam industri, antara lain industri makanan, minuman, farmasi maupun industri lainnya seperti cat tekstil, film, makanan ternak, keramik, kertas, dan fotografi.
Sementara kandungan koloid alginatnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat sabun, shampo dan cat rambut.
Fungsi rengkam secara ekologis juga cukup besar. Dalam perikanan budidaya, keberadaan Sargassum sp membantu meningkatkan produksi udang windu, sehingga dapat di gunakan sebagai model budidaya ganda dengan udang windu.Â
Adanya rumput laut jenis Sargassum sp di sekitar tambak udang windu dapat mengurangi jumlah bakteri patogen sehingga mampu menurunkan kemungkinan berkembangnya penyakit yang menyerang udang windu.
Bertahun-tahun rengkam menyelamatkan dapur nelayan Batam. Sayangnya, hingga kini tidak ada upaya edukasi kepada para nelayan untuk membudidayakannya.
Dengan minimnya pengetahuan akan manfaat rengkam, posisi tawar para nelayan sangat lemah. Mereka tetap saja memperoleh hasil tak seberapa, meskipun harga ekstrak rengkam naik.
Idealnya, pemerintah membuka kerja sama dengan perguruan tinggi untuk budidaya dan merintis usaha pemrosesan rengkam. Bentuknya bisa berupa block grant untuk akademisi yang mempelajari pengolahan komoditas itu.
Pemerintah juga dapat memberikan stimulan untuk kampus yang melakukan penelitian cara pemanfaatan rengkam. Entah kurang peduli atau minim referensi, rengkam yang melimpah di perairan Pulau Batam hanya terabaikan begitu saja.
Padahal, jika digarap, bukan tidak mungkin akan menjadi salah satu komoditas unggulan Batam. Pemerintah saat ini memang masih memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang besar dari sektor pajak. Namun pemerintah tidak boleh terlena. PAD yang besar itu mestinya ditanam kembali untuk meningkatkan kapasitas warga Batam.