Mohon tunggu...
Sigit R
Sigit R Mohon Tunggu... Freelancer - masjid lurus, belok kiri gang kedua

Pedagang tanaman hias, menulis di waktu senggang, prefer dari teh daripada kopi, tinggal di Batam

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bayangkan Jika Metallica Dijadwalkan Konser di Batam

24 November 2019   15:47 Diperbarui: 24 November 2019   16:21 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konser /rif di Batam beberapa tahun lalu. Ilustrasi Foto/Joko Sulistyo

Jika tujuannya adalah meningkatkan pendapatan, ada baiknya Batam membangun sesuatu untuk bersaing head to head dengan Singapura. Bisa membangun arena konser, gedung pertunjukkan, galeri atau menyulap lahan kosong jadi sirkuit balap moderen misalnya.

Jika Batam memiliki stadion yang memadai untuk sebuah pertunjukan besar, tinggal mendorong promotor untuk merancang festival dan mendatangkan musisi kelas dunia. Tidak perlu sekelas Woodstock, Glastonburry, atau Lollapalloza, sekelas event di Jakarta pun jadi. Bayangkan, seandainya grup musik dengan basis penggemar besar seperti Metallica, Guns and Roses, Iron Maiden, atau girl/boyband Korea konser di Batam. Dapat dipastikan, banyak fans asal Singapura, Malaysia dan dari provinsi lain di Indonesia yang berminat menonton. Mereka akan menginap di Batam.

Dari sebuah konser yang katakanlah dapat menyedot 60 ribu pengunjung saja, potensi pajak hiburan, hotel dan restoran cukup besar. Belum lagi efek rembesan yang dapat dinikmati pelaku usaha kecil, dari pedagang teh tarik hingga tukang sablon marchendise. 

Dampak ekonomi itu jauh akan lebih diterima daripada hanya sekadar suguhan angka kunjungan. Dunia wisata moderen mengenal MICE, akronim dari Meeting, Incentive, Conference, Exhibition. MICE menyasar wisatawan yang memerlukan tempat, organizer dan akomodasi lainnya untuk pertemuan, insentif, konferensi dan pameran. Jika konsep itu dieksekusi saja dapat meningkatkan pendapatan, apalagi jika dimodifikasi dengan berbagai inovasi kreatif.

Pelaut dari Rusia menukar uang di Harbor Bay. Foto/Joko Sulistyo
Pelaut dari Rusia menukar uang di Harbor Bay. Foto/Joko Sulistyo

Memang kerap Batam digunakan untuk berbagai acara berskala nasional. Namun lagi-lagi Singapura yang memanen dampaknya. Tak perlu agenda besar seperti konferensi tingkat tinggi, kegiatan yang diikuti oleh instansi pemerintah daerah saja, biasanya lanjut dengan kunjungan ke Singapura. Bahkan, staf tata usaha instansi pemerintahan di Batam kebanyakan sudah hafal. Apapun agendanya, dari studi banding, bimbingan teknis, simposium dan sejenisnya, yang paling dikejar biasanya stempel SPPD. Setelah beres menstempel surat perjalanan, rekreasi ke Orchard Road, Merlion, Universal Studio, atau minimal sampai di Vivo City.

Dari sisi dalam negeri, Batam yang memiliki keuntungan letak strategis juga tidak terpancing ikut menjual atraksi dan destinasi alamnya saat ada penjualan langsung paket wisata di Batam oleh sejumlah daerah lain.

Batam gigit jari. Wisatawan asing hanya sekedar beli mie instan, sementara pengunjung lokal hanya numpang stempel. Kedua-duanya tidak membelanjakan banyak uang di Batam. Jikapun berbelanja, yang paling diburu adalah barang impor atau barang pasar gelap dengan harga miring.

Batam harus menyadari, pajak itu tidak hanya sekedar ditetapkan. Namun pelaku industri juga perlu distimuli agar mampu memutar usaha, sehingga bisa menyetor kepada negara. Selain itu, penciptaan peluang usaha itu juga sedikit banyak akan memandirikan warga, bahkan mungkin membesarkannya.

Merawat warga yang tulang punggung keluarga bukan hanya dengan memberi, tapi juga memberikan kesempatan, menciptakan peluang dan memberikan kesempatan pada mereka untuk menjadi tulang yang lebih kokoh. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun