Mohon tunggu...
Sigit Priatmoko
Sigit Priatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Peneliti, Penulis Buku, Pegiat Literasi

Selain sebagai dosen, saya juga sehari-hari sebagai Editor in Chief Madrasah: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. Saya juga aktif dalam komunitas literasi bernama Kita Belajar Menulis (KBM) yang basisnya di Kabupaten Bojonegoro.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Sering Lupa Isi Buku yang Dibaca? Mungkin Cara-cara Ini Bisa Membantu

11 Mei 2022   13:50 Diperbarui: 11 Mei 2022   16:16 1579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi para pecinta buku, membaca buku sudah menjadi sebuah kebutuhan. Rasanya seperti ada yang kurang jika sehari saja tidak membalik-balik halaman buku. 

Bagi orang-orang seperti mereka ini, tidak perlu menunggu perintah untuk membaca buku. Biasanya mereka ke mana-mana hampir selalu menenteng buku. Tempat favorit mereka adalah toko buku dan perpustakaan. Melihat banyak buku berjejer rapi di rak dengan aromanya yang khas, sungguh seperti surga dunia.

Namun, kadang ada beberapa masalah yang dihadapi para pembaca buku, salah satunya adalah lupa isi buku yang sudah dibaca. Tentu hal ini membuat kita kesal dan jengkel. Meskipun tidak 100% lupa, tapi tetap saja seolah waktu yang sudah kita habiskan untuk menikmati untaian kata demi kata dari penulis terbuang percuma.

Jujur saja, saya pribadi sering mengalami hal ini. Karena merasa jika hal ini lama-lama saya biarkan akan semakin merugikan, saya mencari cara supaya hasil membaca buku tidak hilang dan menguap begitu saja. 

Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi cara-cara tersebut kepada teman-teman, barangkali ada manfaat yang bisa diambil.

Menandai Halaman yang Menarik

Dalam setiap buku, pasti ada halaman yang menjadi favorit kita. Biasanya, halaman tersebut berisi bagian-bagian yang menarik dan inspirasional. 

Cara paling mudah yang bisa kita lakukan supaya tidak melupakan begitu saja bagian-bagian tersebut adalah menandai halamannya. Cara menandai bisa menggunakan bookmark atau sekadar menekuk halaman tersebut. Saya pribadi lebih suka menggunakan bookmark, karena sayang jika halaman buku jadi ada bekas tekukan.

Jika tidak punya bookmark, teman-teman bisa menggunakan kertas yang digunting kecil agak memanjang. Berilah tanda pada kertas tersebut supaya teman-teman bisa dengan mudah mengingat hal penting dan menarik apa yang ada di halaman tersebut. 

Selain itu, jika tidak merasa sayang, teman-teman juga bisa langsung memberikan tanda warna untuk meng-highlight bagian yang menting (khusus untuk buku pribadi). 

Cara ini efektif, terutama bagi teman-teman yang membaca buku untuk tujuan akademis. Misalnya menulis makalah dan tugas akhir. Bagi teman-teman yang membaca ebook, biasanya sudah tersedia bookmark juga.

Mencatat Hal-Hal Penting

Selain menandai halaman, cara mudah lain yang bisa kita gunakan untuk mengingat isi buku adalah membuat catatan. Sama dengan di atas, yang kita catat adalah bagian-bagian penting dari buku yang menurut kita menarik dan inspirasional. 

Selama membaca sebuah buku, kita bisa menyiapkan alat tulis untuk membuat catatan. Jika enggan repot, sekarang di smartphone kita sudah ada banyak aplikasi yang memudahkan kita membuat catatan. Beberapa seri smartphone bahkan sudah menjadikan fitur ini sebagai fitur bawaan.

Ketika mencatat, sertakan juga identitas buku dan nomor halaman. Cara ini juga sangat berguna bagi teman-teman yang tujuan utamanya membaca buku adalah untuk mengerjakan tugas sekolah atau kuliah. Ketika dibutuhkan, teman-teman tinggal copy-paste saja ke tugas yang sedang dikerjakan. 

Namun ingat, tetap harus mencantumkan sumbernya. Dengan mencatat, kita tidak hanya menandai, tapi juga sedang mengingat-ingat bagian buku tersebut. 

Membahas Ulang Isi Buku

Cara lain yang bisa kita gunakan jika malas mencatat adalah bahas isi buku bersama teman. Misalnya ketika sedang nongkrong di warung kopi atau sekadar ngobrol ringan, selipkan saja pembahasan mengenai isi buku.

Teman-teman bisa mengaitkan topik obrolan dengan bagian dari isi buku yang relevan. Cara ini bisa diterapkan jika kita belum lama mengkhatamkan sebuah buku dan ingatan tentang isi buku masih segar. 

Supaya obrolan mengenai isi buku semakin menarik, usahakan mencari taman yang hobi atau frekuensi pemikirannya sama dengan kita. Misalnya, teman-teman suka membaca novel fiksi, maka akan lebih asyik membahasnya jika dengan teman yang juga tertarik dengan karya-karya fiksi. 

Jika kesulitan mencari teman yang 'se-frekuensi', teman-teman juga bisa memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, atau Twitter untuk membahas isi buku. Buat saja feed atau twit mengenai isi buku yang menurut kalian menarik. 

Bagi teman-teman yang berprofesi sebagai pendidik, pembahasan isi buku juga bisa disisipkan di sela-sela kegiatan pembelajaran. Kalian juga bisa menyuruh peserta didik menganalisis bagian dari isi buku tersebut.

Menulis Resensi

Cara yang satu ini mungkin sedikit lebih sulit dibandingkan cara-cara di atas. Namun, manfaatnya jauh lebih besar. Dengan menulis resensi, ingatan kita tentang isi buku dapat tertanam lebih kuat. Ada beragam jenis resensi yang bisa teman-teman gunakan. 

Jika masih pemula, saya sarankan menulis resensi deskriptif saja. Resensi jenis ini hanya menuntut kita untuk mendeskripsikan secara sekilas buku dan isinya. Gampangnya, kita seperti menceritakan secara singkat isi sebuah buku. Meski demikian, ada kaidah-kaidah yang tetap harus dipatuhi.

Jika merasa sudah terbiasa menulis resensi, teman-teman bisa menggunakan jenis resensi berikutnya, yaitu yang disertai dengan penilaian atau opini. 

Resensi jenis ini menuntut kita supaya memahami dengan sungguh-sungguh inti dari buku dan apa saja kelebihan dan kekurangan di dalamnya. 

Dengan menulis resensi jenis ini, kita jadi semakin paham isi sebuah buku. Selain manfaat tersebut, kita juga bisa mengirimkan karya resensi kita ke media massa, baik cetak maupun digital. 

Demikian tadi, tiga cara yang biasanya saya lakukan untuk menjaga ingatan tentang isi buku yang sudah saya baca. 

Tentu cara-cara tersebut tidak otomatis sesuai dengan teman-teman. Jika ada cara lain, teman-teman bisa berbagai di kolom komentar ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun