Mohon tunggu...
sigit kurnianto
sigit kurnianto Mohon Tunggu... swasta -

saya adalah seorang muslim...sangat menyukai persatuan umat,dan semua hal tentang iptek...saya bekerja sebagai tehnisi komputer yg freelance dan tehnisi jaringan warnet....saya sedang mencoba mendalami segala macam ilmu agama,filosofi,teologi dan semua yg berhubungan tentang simbiosis agama dan mahkluk bumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keimanan...

6 September 2010   06:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:25 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dan yang mempersatukan hati-hati mereka : Walaupun engkau membelanjakan semua dibumi nescaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS. Al-Anfal:63)

Demikianlah tabiat ukhuwah. Ia merupakan hasil dari iltizam pada tali dienullah. Merealisasikan ukhuwah samalah seperti merealisasikan sifat-sifat keimanan. Tiada ukhuwah tanpa iman, demikian sebaliknya iman pasti menumbuhkan ukhuwah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata bahawa orang-orang Ansar berkata kepada Rasullullah SAW. “Ya Rasullullah, bahagikan kebun-kebun kami kepada orang-orang Muhajirin.”

“Tidak aku tidak akan bahagikan kepada mereka ,” jawab Nabi.

“Kalau demikian bantulah kami dalam bekerja agar kami dapat membantu mereka dalam membahagi hasilnya,"

“Saudara kamu Muhajirin itu adalah mereka yang keluar ke tempatmu dengan meninggalkan keluarga dan hartanya.”

“Kami akan memberikan kepada mereka kebun kami.”

“Apakah ada selain itu?” tanya Rasul.

“Ya Rasullullah, apakah yang engkau maksudkan?”

“Mereka datang dari Mekah dan mereka tidak pandai bercucuk tanam sepertimu. Oleh itu, bercucuk tanamlah kamu dan berikan kepada kaum Muhajirin sebahagian dari hasilnya.”

“Kami rela dengan keputusanmu, ya Rasullullah SAW,” Jawab kaum Ansar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun