Haji, masyarakat adat Bonokeling meyakini bahwa kabah ada didalam dirinya yaitu Hati, simbol tawaf dalam ritual haji ,mengelilingi kabah ,bagi warga adat itu adalah proses menjaga hati dari berbagai  penyakit hati, mengelilingi kabah adalah menjaga hati. Keyakinan akan Kabah yang ada didalam dirinya menjadikan warga adat tidak melakukan haji ke arab saudi.
Warga adat Bonokeling sering sekali mengadakan selamatan apapun peristiwanya, baik kesedihan atau pun kebahagian selalu ada ritual selamatan atau syukuran. Itu menunjukan bahwa warga adat selalu bersyukur dengan apapun yang terjadi dalam kehidupannya. Tak heran jika banyak agenda event selamatan setiap minggu ,bulan dan Tahun.
Dalam prosesi selamatan yang diadakan di Makam leluhurnya yaitu Kyai Bonokeling, dimana setiap warga berduyun - duyun untuk melakukan sowanan ke makam yang dianggap keramat itu. Para warga mengenakan baju adat berjalan rapih antri untuk menuju makam Kyai Bonokeling. Mereka bukan untuk menyembah, mereka datang untuk penghormatan Kyai Bonokeling sebagai sosok leluhur yang berjasa dan mereka datang untuk menyerap energi kyai Bonokeling sebagai mahluk energi yang selalu bisa diakses energinya oleh para putra wayah atau keturunan ataupun masyarakat lain yang berada disitu.
Dalam spiritual warga adat bonokeling ada kesadaran sebagai mahluk energi, mahluk cahaya, kesadaran bahwa setiap mahluk terhubung satu sama lain dan bersatu karena didalam setiap mahluk ada percikan cahaya Tuhan didalamnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H