Â
Â
Rasa-rasanya belum terlambat mengomentari isu radikalisme di negeri ini terlebih isu ini memanas setelah pelantikan para menteri. Menteri agama kali ini berasal dari kalangan militer, yang berbeda jauh dari tradisi selama ini yang biasa memasukkan kader Nahdhiyin di posisi menteri ini. Pemilihan menteri Fachrul Razi yang tidak memiliki background pesantren ini sempat menimbulkan polemik. Terlebih saat ia mulai mengeluarkan pernyataan-pernyaaan kontroversialnya, dari 'bukan menteri agama Islam' Â hingga wacana pelarangan cadar dan celana cingkrang di lingkungan ASN dengan dalih waspada terhadap radikalisme.
Radikalisme Isu radikalisme sendiri bukanlah barang yang baru. Radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme adalah tiga istilah yang digunakan oleh Barat yang dipimpin oleh Amerika untuk menimbulkan stigma negatif bagi masyarakat dunia terhadap Islam. Sudah bukan rahasia, bahwa ada tiga kekuatan (baca: ideologi) besar di dunia ini, yaitu kapitalisme, komunisme, dan Islam.
Kapitalisme yang sudah menggeliat sejak renaissance berusaha memukul lawan-lawannya, dimulai dari meruntuhkan kekhalifahan Utsmaniyah di 1920an. Setelah itu, lawan tanding berikutnya adalah komunisme. Amerika dengan ideologi kapitalis liberalisnya berusaha menghajar ideologi komunisme ala Uni Sovyet di era 1990an, di mana saat itu komunisme juga telah menjajah Afghanistan dan negara lainnya. Akhirnya, Uni Sovyet bubar pada 1990an.
Intinya, kedua kekuatan ini saling berebut kuasa atas dunia ini. Setelah Uni Sovyet bubar, Barat kemudian mengalihkan perhatiannya kembali kepada kekuatan yang ditengarai akan bangkit kembali di masa depan, yaitu Islam. Karena itulah, tragedi 9 September 2001 diciptakan sebagai bahan tuduhan terhadap Islam. Dengan tuduhan dan citra negatif ini, mereka berharap dapat menghempaskan calon kekuatan superior ini. Islam dituduh sebagai agama teror, memiliki ajaran fanatik ekstrim, dan masyarakat diwanti-wanti supaya waspada terhadap muslim yang dianggap radikal. Apa hubungannya dengan isu radikalisme di Indonesia?
Isu-isu dunia ini berjalan beriringan. Isu radikalisme yang melanda dunia secara global, masuk juga ke ranah lokal seperti Indonesia yang notabene negeri muslim terbesar.
RAND Corporation, sebuah lembaga riset swasta Amerika, merilis dokumen berisi grand design mereka untuk mengancurkan gerakan Islam. Caranya adalah dengan mengotak-kotakkan gerakan-gerakan Islam yang ada menjadi beberapa kelompok. Lalu, masing-masing kelompok diberi label oleh RAND Corp dengan ciri khas masing-masing. Selanjutnya, mereka perlakukan kelompok-kelompok Islam ini dengan cara berbeda satu sama lain. Berikut adalah kelompok-kelompok Islam yang mereka bagi dan mereka beri label.
1. Islam Fundamentalis/Radikal
Yang dimaksud Islam Fundamentalis menurut definisi Barat adalah kaum muslimin yang memiliki CIRI-CIRI:
- Mendukung penerapan syariat Islam
- Mendukung penegakan khilafah
- Anti terhadap sistem demokrasi
- Sangat kritis terhadap pengaruh dan ide-ide dari Barat
Selembut apa pun, sebaik apa pun akhlak dan perilaku muslimin yang memiliki ciri-ciri di atas, ia tetap dicap sebagai fundamentalis/radikalis.
Islam fundamentalis ini diberi status: BERBAHAYA, dan diberikan rekomendasi: HABISI. Artinya, Barat berusaha memukul kelompok-kelompok yang prokhilafah, prosyariat Islam, antidemokrasi, dan kritis terhadap ide Barat.
Untuk menghadapi kelompok ini, Barat menggunakan STRATEGI:
- Jangan pernah melibatkan kelompok fundamentalis dalam mengambil kebijakan negara
- Jangan pernah berikan ruang kepada kelompok fundamentalis di media-media mainstream nasional
- Jangan pernah memberitakan apa pun kebaikannya, sebesar apa pun kebaikannya
- Setiap ada kesalahan sekecil apa pun yang dilakukan oleh muslim fundamentalis, harus diviralkan, disebarluaskan, dan diulang-ulang sehingga melekat di hati masyarakat sehingga mereka dikucilkan di negeri Islam
- Jangan pernah menyebut tokoh-tokoh fundamentalis dengan gelar kehormatan maupun akademiknya, cukup sebut namanya saja, supaya di mata masyarakat, orang-orang fundamentalis tampak sebagai orang yang kuper, bodoh, dan tidak berpendidikan
- Kerdilkan, bunuh karakter mereka dengan cara mengkriminalisasi ulama-ulama mereka
- Jauhkan dan kucilkan kelompok Islam ini dari masyarakat
2. Islam Tradisionalis
Yang dimaksud Islam Tradisionalis dalam definisi dokumen RAND Corporation adalah kelompok umat Islam yang memiliki CIRI-CIRI:
- Mendukung penegakan syariat Islam
- Mendukung tegaknya khilafah
- Menerima demokrasi dan menganggapnya sebagai syuro (permusyawaratan)
- Kritis terhadap pengaruh Barat
*Catatan:
Ciri-ciri yang dimiliki oleh kelompok Islam Tradisionalis mirip dengan Islam fundamentalis, kecuali dalam menyikapi demokrasi. Kelompok ini menerima demokrasi berdasarkan persepsi bahwa demokrasi adalah sistem musyawarah yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Islam Fundamentalis menolak demokrasi berdasarkan persepsi bahwa demokrasi dalam definisi pokoknya adalah hukum dan pemerintahan yang bersumber dari rakyat, dilaksanakan oleh rakyat, dan untuk rakyat, sedangkan hukum yang seharusnya ditegakkan di bumi ini hanyalah hukum Ilahi (syariat), bukan hukum buatan manusia.
Islam Tradisionalis diberi STATUS: WASPADA (karena memiliki 3 ciri yang sama dengan fundamentalis)
Untuk menghadapi kelompok ini, Barat menggunakan STRATEGI:
- Jangan sampai mereka berdekatan dengan Islam fundamentalis, karena jika terjadi duduk bersama, akan terjadi kesepakatan dan persatuan antarmereka, karena hanya ada secuil perbedaan mengenai cara mendefinisikan konsep demokrasi. Dan bila terjadi diskusi, keduanya berpotensi akan bersatu melawan Barat
- Islam fundamentalis dan Tradisionalis harus diadu domba, karena massa pengikutnya merupakan yang paling banyak
3. Islam Moderat/Modernis
Islam Moderat dalam definisi ala RAND Corporation JAUH BERBEDA dari definisi Islam moderat sebagai ajaran yang wasathiyah (tengah-tengah, tidak ekstrim). Menurut RAND Corporation, Islam Moderat alias Islam Modernis adalah mereka yang memiliki CIRI-CIRI:
- Anti terhadap penerapan syariat Islam
- Anti terhadap penegakan khilafah
- Pro-demokrasi
- Tetap kritis terhadap pengaruh/ide-ide Barat
Kelompok Islam Moderat/Modernis diberi STATUS: AMAN bagi Barat (tidak mengandung acaman yang berarti bagi Barat).
Terhadap kelompok ini, menurut RAND Corporation, Barat memberikan rekomendasi sebagai berikut.
- Kelompok Moderat perlu diberikan ruang publik di media, pemerintahan, dan perlu didengar suaranya
- Jika ada kesalahan sebesar apa pun dari tokoh-tokohnya, segera tutup kesalahannya, jangan sampai masyarakat sampai tahu
- Jika ada kebaikan sekecil apa pun, sebarluaskan kebaikannya, dan viralkan sehingga tersebar luas di masyarakat
- Sebut tokoh-tokoh mereka dengan gelar-gelar kehormatan dan gelar akademiknya secara lengkap, supaya melekat di hati masyarakat bahwa mereka adalah tokoh-tokoh panutan
4. Islam Liberalis
Islam Liberal dalam definisi ala RAND Corporation adalah mereka yang memiliki CIRI-CIRI:
- Anti terhadap penerapan syariat Islam
- Anti terhadap penegakan khilafah
- Pro terhadap demokrasi
- Menerima pengaruh ide-ide Barat, menganggap semua yang dari Barat merupakan yang terbaik, bahkan tak jarang kelompok ini menganggap konsep-konsep Barat lebih baik dari ajaran Islam
Kelompok Islam Liberal diberi STATUS: SANGAT AMAN oleh dunia Barat. Bahkan kelompok ini dijadilan antek oleh Barat untuk memukul kelompok Islam lainnya. Karenanya, Barat memberikan perlakuan istimewa yang hampir mirip dengan Islam Moderat kepada kelompok Liberalis ini antara lain:
- Ide-ide mereka beserta tokoh-tokohnya harus dibesarkan di berbagai ruang publik, media, pemerintahan
- Sokong kelompok ini dengan bantuan financial
- Viralkan pendapat-pendapat dari tokoh-tokoh Liberal
- Libatkan mereka di konferensi-konferensi di mana saja
- Jika ada kesalahan sebesar apa pun, tutupi. Jangan sampai masyarakat tahu kebusukan mereka
- Jika ada kebaikan sekecil apa pun, viralkan, sebarluaskan supaya masyarakat tahu kebaikan-kebaikan mereka.
Menilik skema yang digunakan Barat untuk menggembosi bahkan memberantas gerakan Islam tersebut, rasanya kita mulai paham mengapa belakangan ini sering terjadi kasus terhadap ulama-ulama yang lantang melawan kebatilan dan ketidakadilan. Selain itu, setelah memelajari rencana Barat tersebut, tidakkah kita mulai kritis, sebenarnya, kelompok Islam mana yang paling benar? Benarkah bahwa kasus-kasus yang ditimpakan terhadap umat Islam dan kelompok-kelompok Islam tertentu itu nyata adanya? Tidakkah itu termasuk agenda Barat sebagaimana yang tercantum dalam dokumen RAND Corp ini?
Membandingkan strategi pembelahan ala Barat tersebut dengan apa yang terjadi belakangan di negeri tercinta ini membuat kita mulai paham, mengapa terjadi dikotomi antara ajaran Islam dengan negara ini, yang seolah menarasikan bahwa melaksanakan ajaran Islam sama dengan anti terhadap kebhinekaan, anti terhadap dasar negara, dan lain-lain.
Pada akhirnya, ini menuntut kebijaksanaan dari masing-masing individu untuk menyikapi isu-isu sensitif seperti radikalisme dan lain-lain.
Jika kita bertanya pada Imam Syafii tentang ulama mana yang perlu kita ikuti ketika terjadi perbedaan yang membingungkan seperti hari ini, tentu beliau akan menjawab, seperti yang pernah beliau katakan pada salah seorang muridnya, " Perhatikanlah panah-panah musuh (ditujukan kepada siapa) maka akan menunjukimu siapa pengikut kebenaran"...
Jadi pilihlah dan ikutilah ulama dengan ciri berikut agar selamat di zaman yang penuh fitnah ini:
Ulama yang paling dibenci dan tidak disukai orang kafir,
Ulama yang paling tidak disukai orang munafik,
Ulama yang keras terhadap orang kafir yang memusuhi Islam, dan
Ulama yang lemah lembut terhadap orang Islam.
Diadaptasi dari berbagai sumber, beberapa di antaranya:
Cuplikan kajian "Konspirasi Asing di Indonesia" oleh Habib Rizieq Shihab, YouTube.
https://www.rand.org/news/press/2004/03/18.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H