Mohon tunggu...
Gitan D
Gitan D Mohon Tunggu... -

menulis untuk mengingat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demi Ambisi Jabatan

19 Februari 2014   05:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:41 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada tiga ta yang selalu dikejar oleh setiap orang, yaitu Tahta, Harta dan Wanita. Apabila Tahta dipegang, maka harta dan wanita akan mudah diraih. Tidak heran, manusia berlomba-lomba mendapatkan tahta (istilahnya jabatan). Dalam praktek pemerintahan kita, cukup banyak pejabat yang tidak rela melepaskan jabatannya begitu saja. Turun status jabatan tidak menjadi masalah karena yang penting tetap mempunyai jabatan dengan alasan klise “ingin mengabdi dan melayani masyarakat" atau "masyarakat masih membutuhkan saya". Ada yang semula menjabat menteri, rela turun derajat menjadi wakil gubernur, bahkan walikota. Demi ambisi jabatan, ada yang pernah mencalonkan diri sebagai wakil presiden, kemudian karena gagal, akhirnya maju sebagai kandidat gubernur, dan gagal lagi. Ada yang sudah mempunyai jabatan di daerah tertentu, masih mengejar jabatan di daerah lain yang dianggap lebih bergengsi. Bahkan, ada yang sudah menjabat presiden, masih mau merendahkan diri menjadi ketua partai.

Berikut ini contoh pejabat yang menurut saya, begitu ambisi terhadap jabatan publik:

1.

Agum Gumelar (AG)

Mantan Komandan Kopassus ini pernah menjadi Menteri Perhubungan pada Kabinet Gotong-Royong era Gus Dur. Dia pernah pula berpasangan dengan Hamzah Haz maju sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2004. Setelah gagal dalam pilpres, AG maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat, dan seperti kita tahu, gagal lagi. Sekarang istri AG, Linda Gumelar menjabat sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

2.

Saifullah Yusuf (Gus Ipul)

Gus Ipul pernah menjabat sebagai Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kabinet SBY, sebelum digantikan oleh Helmy Faisal. Setelah tidak menjabat menteri, Gus Ipul maju sebagai calon wakil gubernur Jawa Timur mendampingi Sukarwo, dan menang, bahkan sekarang dalam periode kedua masa jabatan.

3.

Hidayat Nurwahid (HNW)

Mantan presiden PKS ini pernah menjabat sebagai ketua MPR periode 2004-2009. HNW juga menjadi ketua fraksi PKS di DPR sejak September 2012, menggantikan Mustafa Kamal. Pada pemilihan gubernur DKI, HNW yang berpasangan dengan Didik J Rachbini hanya menduduki urutan 3 perolehan suara dari lima pasangan kandidat. Meskipun pernah kalah di pilgub, HNW tetap percaya diri untuk maju sebagai salah satu kandidat calon presiden dari PKS.

4.

Bambang Dwi Hartono (BDH)

BDH semula menjadi wakil walikota Surabaya mendampingi Walikota Sunarto Sumoprawiro periode 2000 – 2002. Setelah Sunarto diberhentikan DPRD, BDH menjadi Walikota Surabaya sejak Tahun 2002, bahkan berlanjut dua periode sampai 2010. BDH kelihatanya tidak rela kehilangan jabatan begitu saja, maka dia maju sebagai calon wakil walikota berpasangan dengan Tri Rismaharini. Ada isu, BDH menggandeng Tri Rismaharini (yang bukan orang politik) dengan tujuan suatu saat Tri Rismaharini akan diganjal DPRD, dan akhirnya BDH menjadi walikota lagi. Entah benar atau tidak isu tersebut, terbukti ada upaya DPRD Surabaya untuk menjatuhkan Tri Rismaharini dengan mengungkit masalah pajak reklame, meskipun niat DPRD tersebut akhirnya ditolak mendagri. Pada pemilihan gubernur Jawa Timur 2013, BDH berpasangan dengan Said Abdullah maju sebagai salah satu kandidat, dimana hasilnya, kalah dari pasangan Sukarwo dan Gus Ipul. BDH Sekarang maju sebagai calon legislatif DPRD Jawa Timur dari PDIP.

5.

Nur Mahmudi Ismail (NMI)

Mantan presiden PKS ini pernah menjadi Menteri Kehutanan era Presiden Gus Dur Tahun 1999-2001. Yang patut dipuji dari NMI adalah kerelaan untuk melepas jabatan presiden PKS begitu diangkat sebagai menteri. Hal yang masih langka di negeri ini, ditengah banyaknya rangkap jabatan di parpol dan di pemerintahan. Mulai Tahun 2006, NMI menjabat sebagai Walikota Depok, Jawa Barat. Pada Pemilihan Raya (Pemira) PKS, NMI disebut-sebut sebagai salah satu kandidat presiden dari PKS, bahkan spanduk pencapresannya sudah bermunculan di Kota Depok. NMI pun siap apabila dicalonkan sebagai presiden RI dari PKS, meskipun akhirnya NMI kalah dari HNW, Aher dan Anis Matta dalam pemira.

6.

Contoh lainnya

Mantan Bupati Bangkalan, Madura – Fuad Amin – yang kelihatannya masih sayang sama jabatannya, mendorong anaknya – Makmun Ibnu Fuad – maju sebagai calon bupati untuk menggantikan dirinya, dan akhirnya menang. Ada isu bahwa Fuad Amin masih memegang kendali pemerintahan Bangkalan, sebagaimana ditanyakan Najwa Shihab pada Makmun Ibnu Fuad dalam talkshow “Mata Najwa”. Saat itu, Makmun Ibnu Fuad menyangkalnya dengan menyatakan kalau Fuad Amin tidak ikut campur dalam pemerintahan karena shanya sebatas memberi nasihat.

Bupati Kediri, HM Sutrisno mempersilahkan istri tua dan istri muda untuk maju dalam pemilihan Bupati Kediri untuk menggantikan dirinya. Siapa pun yang menang dari kedua istrinya tersebut, Sutrisno tetap sebagai pemenangnya. Akhirnya, istri tua yang menang dalam pilbub tersebut.

Mungkin ada yang mau menambahkan ??

Selanjutnya, timbul pertanyaan, bagaimana dengan Jokowi yang meninggalkan jabatan periode kedua sebagai Walikota Solo untuk bertarung dalam Pilgub DKI? Bagaimana dengan Ahok yang beberapa kali meninggalkan jabatan untuk mengejar jabatan lain ? bagaimana dengan Alex Noerdin yang ikut memperebutkan jabatan Gubernur DKI, meskipun masih menjabat sebagai Gubernur Sumatera Selatan? Bagaimana dengan SBY yang merangkap presiden, ketua partai, dan ketua dewan pembina partai?

Apakah itu termasuk ambisius terhadap jabatan ??

Jujur, saya belum tahu jawabannya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun