Mohon tunggu...
Sigit K
Sigit K Mohon Tunggu... -

tidak ada yg benar. \r\nsegalanya diperbolehkan \r\n(falsafah assassin)

Selanjutnya

Tutup

Money

Konsultan: Penasihat atau Penipu?

6 April 2012   17:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:57 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Anda yang mempunyai masalah cinta, sudah merupakan hal yang umum untuk meminta nasihat dari orang terdekat. Dengan semakin maraknya media sosial, urusan curhat pun bisa dilakukan di mana saja. Ditambah lagi kini muncul para spesialis yang mengaku bisa mengobati masalah percintaan Anda. Orang-orang ini dipercaya sebagai ahlinya masalah cinta dan tidak sedikit pula orang yang percaya padanya. Apa yang dikatakannya serasa mengena di hati dan bahkan banyak saran-saran yang dia ungkapkan terbukti berhasil.

Jika ketika melihat lebih dalam mengenai kehidupan para ahli percintaan tersebut, ternyata tidak sedikit yang masih sendiri. Bagaimana mungkin dia seenaknya berbicara masalah percintaan kalau dia sendiri masih menjomblo? Bagaimana mungkin dia menasihati kita tentang berbagai cara untuk mendapatkan pasangan sementara dia sendiri tidak punya pasangan? Yang lebih aneh lagi ketika banyak yang mengetahui kalau dia masih sendiri tetapi tetap saja banyak orang yang meminta nasihat darinya.

Konsultan dalam pengertian umum, baik itu konsultan bisnis maupun konsultan percintaan, adalah seseorang yang biasa dimintakan nasihatnya, entah itu dilakukan secara sukarela ataupun diberi imbalan. Apa yang ia tawarkan kepada orang banyak adalah saran-saran yang dibutuhkan atas suatu masalah, terlepas apakah dia sendiri pernah mengalaminya atau tidak. Untuk itu tidaklah salah jika seorang konsultan percintaan memberikan sebuah saran ketika dia sendiri tidak punya pasangan. Kondisi yang berlawanan tersebut tidak membuat konsultan dianggap sebagai penipu. Kita baru menyebut mereka sebagai penipu ketika hasil yang ia janjikan ternyata meleset atau sarannya banyak yang tidak manjur. Kita perlu mengenal lebih dalam mengenai makhluk yang bernama konsultan ini agar kita tidak terperosok ke lubang yang lebih dalam. Sudah dapat masalah, diberikan saran yang salah pula.

Pentingnya kita dalam memahami konsultan sangat diperlukan agar kita dapat memperoleh saran yang cocok dan bisa diimplementasikan. Ini penting, karena belum tentu dia memberikan saran yang tepat buat kita. Yang terjadi justru banyak orang yang sok tau dan mencoba menasihati kita untuk berbuat ini dan itu tanpa ada dampaknya sama sekali. Jika kita bisa memanfaatkan tenaga konsultan dengan baik, maka keberadaannya dapat menghemat waktu dan biaya daripada kita harus mencoba-coba sendiri. Kadang untuk menemukan solusi sebuah masalah membutuhkan waktu tahunan dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Dengan adanya konsultan maka waktu pembelajaran dapat dipersingkat.

Berdasarkan latar belakangnya konsultan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu konsultan berpengalaman langsung dan tidak langsung. Konsultan berpengalaman langsung adalah konsultan yang benar-benar pernah mengalami masalah secara langsung, sebaliknya konsultan tidak langsung adalah mereka yang tidak mengalaminya sama sekali melainkan mempelajarinya melalui sumber lain. Contohnya adalah pada konsultan bisnis, bisa terdiri dari orang yang pernah berpengalaman menjadi pemimpin perusahaan tetapi ada juga murni dari kalangan akademisi yang tidak pernah bekerja di perusahaan sama sekali. Patut untuk diingat, bahwa kelompok yang satu tidak lebih baik dari kelompok yang lain.

Konsultan berpengalaman langsung ketika mereka memberikan saran cenderung lebih detail dan menjabarkan secara rinci apa-apa yang harus dilakukan. Jika dimintakan saran bahasa yang umummereka gunakan adalah: “waktu itu saya menggunakan cara ini…,” “cara ini lebih bisa diandalkan karena saya sudah mencobanya sendiri…,” dan sebaginya.Kelemahan dari konsultan jenis ini adalah cenderung mengarahkan kita untuk mengikuti langkah-langkahnya secara detail tanpa ada yang boleh terlewatkan. Hal ini dikarenakan ego mereka yang menganggap cara mereka paling benar dan sudah teruji. Padahal keadaan saat ini bisa berbeda dengan kondisi di masa lalu. Kalaupun kondisinya sama, kemampuan yang dimiliki bisa berbeda antara konsultan yang pernah melakukannya dengan orang yang meminta saran. Contohnya jika konsultan yang memiliki banyak uang mengajari cara mendapatkan wanita kepada kliennya yang berpenghasilan pas-pasan.

Konsultan yang tidak langsung cenderung lebih bebas dalam memberikan solusi. Dia tidak terikat pada satu solusi saja tetapi bisa dari berbagai macam sudut pandang karena posisinya yang netral, terbebas dari pengalaman pribadinya. Hal ini bisa dimaklumi karena konsultan jenis ini mendapatkan pelajaran dari berbagi sumber, seperti berdasarkan cerita dari orang-orang yang pernah mengalaminya, buku, internet, maupun media lainnya. Akibatnya pandangannya pun lebih luas dan bukan tidak mungkin solusi yang diberikan melingkupi juga bidang yang lain. Contohnya adalah solusi keuangan yang juga mengaitkan pula unsur pemasaran dan makroekonomi. Kelemahan dari konsultan jenis ini adalah jawabannya yang kadang cenderung umum karena dia sendiri belum pernah mengalaminya. Misalnya Anda yang patah hati meminta saran kepada konsultan percintaan. Yang dia lakukan untuk memahami Anda adalah dengan membayangkan bagaimana rasanya patah hati berdasarkan cerita dari berbagai sumber, karena dia sendiri belum pernah mengalaminya.

Konsultan yang baik bukanlah konsultan yang sok tau. Hanya karena pengalamannya banyak berhasil bukan berarti yang sekarang juga pasti berhasil. Masih banyak faktor-faktor lain yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Untuk itulah seorang konsultan dituntut untuk memulai masalah dengan rasa ketidaktahuan. Sikap sok tau pada akhirnya tidak memberi ruang atas sudut pandang yang berbeda dalam menghadapi masalah. Dengan kita mencoba berpikir dari sudut pandang yang berbeda bisa jadi akan ditemukan solusi yang lebih efektif dan efisien.

Hakikat dari konsultan adalah sekedar menyarankan, bukan menyuruh kliennya untuk melakukan sesuatu. Untuk itulah tanggung jawab atas sukses atau tidaknya solusi yang diberikan tergantung pada kita yang meminta nasihat. Walaupun begitu, ada pula konsultan yang cenderung memaksakan segala sesuatunya kepada klien dan hal itu dapat pula kita maklumi. Ini terjadi karena mereka merasa pada posisi yang lebih mengetahui sehingga ada godaan untuk memaksa klien agar berhasil. Apalagi jika ternyata klien tidak menjalankan apa yang disarankannya yang kemudian berakhir pada kegagalan. Tentunya hal ini dapat merusak rekam jejak dirinya yang gagal dalam membantu klien. Dalam kasus ini seorangkonsultan juga harus melakukan introspeksi yang mendalam atas dirinya sendiri. Dia harus berpikir apakah solusi yang diberikan itu benar-benar sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yangklien miliki, bukan yang seharusnya dimiliki. Untuk itu konsultan yang hebat tidak hanya berpikir untuk mencarikan solusi yang paling tepat, tetapi juga solusi yang paling cocok untuk klien agar ia dapat mengikuti apa yang disarankannya.

Kepercayaan antara konsultan dengan klien juga merupakan unsur penting yang tidak boleh terlupakan. Rasa saling percaya sangat dibutuhkan agar solusi yang diberikan tepat guna. Klien harus mengungkapkan masalahnya secara lebih detail tanpa ada yang ditutup-tutupi. Dengan semakin banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh seorang konsultan, maka tingkat kepercayaan pun akan semakin besar. Akhirnya satu hal yang perlu diingat, pengalaman konsultan tidak dilihat dari apakah ia pernah menyelesaikan sendiri masalah tersebut atau tidak, tetapi dari beberapa banyak orang yang ia bantu dan berhasil.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun