Mohon tunggu...
Sigit K
Sigit K Mohon Tunggu... -

tidak ada yg benar. \r\nsegalanya diperbolehkan \r\n(falsafah assassin)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrasi Kita Telah Gagal Dalam Memilih Pemimpin

10 April 2012   22:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:47 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika memang sistem demokrasi saat ini sulit untuk diubah, maka jalan yang bisa dilakukan adalah memperbaikinya. Hal itu dapat dimulai dari 2 (dua) pihak, yaitu partai politik dan rakyat sebagai pemilih. Anggaran kampanye partai politik perlu dibatasi untuk menjamin keadilan bagi masing-masing calon pemimpin. Ini akan membuat rakyat untuk dapat memilih karena kemampuan sang calon, bukan karena besaran uang yang diterima ataupun seringnya sang calon muncul di TV. Para penyumbang dana ke partai politikpun harus dibatasi dan ada sanksi yang mengikat bagi partai yang melanggar. Masing-masing partai juga harus menerbitkan laporan keuangan secara berkala dan diaudit secara transparan oleh auditor independen. Partai yang gagal memenuhi aturan tersebut sudah seharusnya tidak diizinkan mengikuti pemilu. Segala bentuk politik uang harus ditindak tegas apapun bentuknya. Peran media pun sangat penting dalam mengontrol pemerintah dan menjamin pemilu yang bersih.

Ketegasan menjadi kunci dalam perbaikan sistem demokrasi kita. Tentunya hal ini akan sangat sulit dilakukan mengingat pemimpin yang berkuasa juga harus memaksa partainya sendiri untuk berubah, sesuatu yang sangat berat untuk diwujudkan. Kenyataan yang terjadi saat ini masih banyak calon atau partai politik yang melanggar aturan yang dibuat. Bahkan kondisi yang paling miris adalah ketika kita melihat orang menyuap secara terang-terangan dan membagi-bagikan uang di depan layar TV tanpa ada sanksi apapun bagi mereka. Sungguh ironis! Jika hal ini terus berlangsung maka kita akan terus mengangkat pemimpin-pemimpin yang tidak mumpuni. Pada akhirnya akan lebih banyak lagi untuk rasa di jalan-jalan yang semakin anarkis dan brutal karena pemerintah tidak mau mendengar rakyatnya. Jika kondisinya sudah sedemikian parah, maka upaya untuk mengganti sistem pemerintahan bisa saja terjadi. Pada saat itu tidak perlulah kita menjadi khawatir apabila sistem pemerintahan kita berganti. Tujuan utama dari negara ini adalah untuk menuju kesejahteraan rakyat, bukan untuk menjadi negara yang demokratis. Perlu pula dipahami bahwa demokrasi tidak sama dengan kesejahteraan. Buat apa kita bebas berteriak jika kondisi rakyat tetap tidak sejahtera? Jika memang sistem demokrasi kita tidak mampu lagiuntuk diperbaiki, bukankah lebih baik jika diganti?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun