Mohon tunggu...
Sigit Herdianto
Sigit Herdianto Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa luar negeri yang mempunyai hobi menulis dan sedang belajar menulis tentang pengalaman hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesan Damai

11 November 2009   11:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:22 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehabis pulang kuliah, paling enak menurut saya adalah jalan - jalan sore. Kegiatan seperti ini sering saya lakukan, terutama ketika musim panas tiba. Selain melihat pemandangan yang bagus tetunya tidak ketinggalan wanita - wanita bule seksi yang memakai pakaian minim pun jadi target pemandangan yang menurut saya prioritas. Dari kegiatan Jalan - Jalan sore hari ini ada pemandangan yang menurut saya berbeda, dan ini yang membuat agak sedikit kaget. Pemandangan yang menurut saya gambaran isi hati dari seorang kakek yang ingin suara hatinya di dengar oleh orang - orang yang melintas di depan Railway Square, dimana tempat ini merupakan central transportasi di Kota Sydney. Selain ada Shelter bus, disebelah Railway Square tersebut adalah Central Station. Selain ingin di lihat oleh orang yang melintas mungkin kakek tersebut ingin suara hatinya juga di dengar oleh seluruh orang di dunia. Inti dari Unek - unek kakek tersebut menurut saya bisa digambarkan sebagai kritikan terhadap tiga negara yaitu USA-UK-Australia untuk menghentikan agresi mereka ke tiga negara juga, yaitu Afghanistan-Pakistan-Iraq. Karena menurut kakek ini, jalan perang tidak pernah menyelesaikan permasalahan. Jalan yang  paling efektif menurut sang kakek dan saya sendiri adalah diplomasi. Mungkin Kakek tersebut tau bahwa di Singapura sedang ada rapat para petinggi negara yang bisa saja dijadikan ajang untuk membahas diplomasi untuk menghentikan perang. Doa saya semoga para petinggi - petinggi negara yang sedang rapat di sana bisa melihat tulisan dan gambaran hati sang kakek sebagai warga dunia yang menginginkan perdamaian. Seandainya sang kakek mendengar lagu Pesawat Tempur (Iwan Fals) mungkin pesannya bisa disamakan dengan lirik lagu tersebut yang nyata menolak adanya perang dan cinta damai: "Oh.. ya andaikata dunia tak punya tentara Tentu tak ada perang yang makan banyak biaya Oh... ya andaikata dana perang buat diriku Tentu kau mau singgah bukan cuma tersenyum Kalau hanya senyum yang engkau berikan Westerling pun tersenyum Oh... singgahlah sayang ...pesawat tempurku Mendarat mulus didalam sanubariku " Dan ini uneg -uneg dari sang kakek: [caption id="attachment_24198" align="alignnone" width="225" caption="Stop War"][/caption] "Obama-Brown-Rudd are lying. They say their soldier are fighting and dying for their country. In fact, It is for U.S imperial tyranny cause world terrorism. Peace and security can only be achieved in Afghanistan, Pakistan and Iraq if USA and NATO willing to negotiate with all tribal leaders for political powers. US-UN rule is racist and cruel cause civilian death" Semoga dunia ku damai dan tenang. Sehingga aku bisa belajar dengan tenang, dan Saudara ku di Indonesia bisa mencari  nafkah dan hidup dengan tenang. Damai bisa buat orang tenang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun