Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sodomer, Tepatkah Julukan Ini untuk Rocky dan Pengikutnya?

6 Maret 2019   21:08 Diperbarui: 6 Maret 2019   21:26 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Publik mengetahui Rocky adalah aktifis Partai Demokrat dan salah satu mentor politik dari putra mahkota Cikeas, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bahkan dalam pencalonan AHY di Pilkada Jakarta 2017 lalu, RG intensif mendampingi AHY. Setelah PD bergabung dengan PAN, Gerindra dan PKS di kapal Koalisi, cuitan RG mendapatkan tempat istimewa dan dijadikan jargon resmi laskar "Kampret".

Logika Rocky Gerung dan Persoalannya

Postingan Rocky di Twitter terlihat istimewa di mata laskar "Kampret", benarkah demikian ? Bisa jadi, Rocky mem-posting kalimatnya dengan terminologi Filsafat, dimana istilah filsafat tidak mudah dicerna oleh publik. Karena tidak dimengerti dan terlihat unik dan keren, para pro - Koalisi menganggapnya seperti sebuah "Kalimat Tuhan". Tak heran pemujaan terhadap sosok RG marak dan massif di media sosial, bahkan ada yang menyamakan RG seperti seorang nabi.

Dosen Filsafat, Reza Wattimena menyatakan postingan RG memang berbau filsafat namun dangkal dalam soal wacana, lain lagi Faizal Assegaf, Ketua Proggres '98 menganggap postingan Rocky hanya sebuah pikiran pendek.

Anehnya, menurut Faizal setiap kata dari RG hanya ditujukan pada satu nama, yaitu Joko Widodo, dibalik narasi RG ini, Faizal menengarai sebuah upaya untuk menyelimuti suatu kejahatan dari sang pemberi ruang RG.

Seperti kita tahu, RG banyak diberikan panggung oleh TV One di Program TV ILC yang dimiliki oleh Keluarga Abu Rizal Bakrie. Ada apa dibalik konspirasi Abu Rizal, RG dan partai tempat RG bernaung, yaitu Partai Demokrat dan kelompok lainnya? Kilas balilk di atas sesungguhnya dapat menjadi pintu untuk melongok ke belakang, siapa -- siapa perlu diselimuti kejahatannya di masa lalu.

Kita tahu "Ical" panggilan Abu Rizal Bakrie adalah menteri senior di era SBY, Ical tertimpa kasus di Lapindo, Jatim dan diwajibkan mengganti rugi kepada pemilik tanah dan usaha di tempat tersebut. Pada era SBY, Ical mendapatkan hak istimewa dari rezim SBY, ganti rugi kepada masyarakat terdampak Lapindo ditalangin sebagian oleh APBN. Meski sudah berlalu 12 tahun,  hingga kini kabarnya ganti rugi belum juga selesai.  

Faizal Assegaf mencurigai sosok RG adalah hasil "konspirasi politik" untuk mengacaukan opini publik dengan logika  pendek berbungkus filsafat dan dengan misi bernarasi "melawan tirani. RG dan laskarnya menjadikan Jokowi musuh bersama atau tiran itu sendiri. Padahal, menurut Faizal , RG bisa menikmati kebebasan berpendapat ini di era sekarang, Faizal mencurigai kelompok ideologis agama yakni HTI dan PKS juga ikut memanfaatkan narasi -- narasi RG untuk menyerang Jokowi.  

Prasangka Faizal itu wajar, di era Jokowi kelompok HTI dikerdilkan secara konstitusional sehingga dianggap organisasi terlarang,  juga dengan PKS kini tak lagi bisa leluasa membangun jaringan setelah terlempar dari pusat kekuasaan. Sebelumnya partai turunan organisasi IM dari Mesir ini pengaruhnya menggurita dimana -- mana di era SBY, sebab rezim SBY butuh dukungan massa riil yang bisa diperoleh dari PKS dan HTI.

Disinilah persoalannya, menurut Faizal narasi filsafat RG di media sosial adalah pemaksaan logika dengan logika dangkal dengan kemasan seolah - olah canggih. Faizal mengibaratkan logika RG  seperti hubungan seksual lelaki sesama jenis yang dikenal dengan sodomi. Saya sangat setuju sebutan  sodomer untuk RG dan pengikutnya dengan alasan mereka memaksakan logika tidak umum kepada publik, seperti kelakuan hubungan seks laki - laki dengan laki - laki yang dilakukan lewat lubang dubur. 

*Tulisan ini disarikan dari acara "Diskusi Membongkar Sodomi Akal Sehat Rocky Gerung"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun