Menurut catatan Bappenas, pada tahun 2012 di Bali ketika persiapan fisik pertumbuhan ekonomi lokal mencapai 7 persen.Produk Domestik Regional Bruto (jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah) di sektor konstruksi, makanan dan minuman serta akomodasi mengalami lonjak permintaan.
Pada pertemuan ini, diperkirakan 19.800 orang dari 189 negara akan hadir yang terdiri atas 5.050 orang delegasi dan 14.750 orang non-delegasi (investor, NGO, media dan akademisi). Rata-rata lama tinggal diperkirakan adalah 9 hari (2 hari sebelum main+side event, saat main+side event berlangsung, serta dan 1 hari setelah main event).
Sebagaimana dipaparkan di atas, dampak langsung bagi ekonomi Bali, menurut paparan Menteri PPN/Bappenas berasal dari investasi infrastruktur yang dibangun menjelang event ini. Tercatat sebesar 5,9 trilyun rupiah yang berasal dari infrastruktur fisik dan belanja pengunjung lokal dan manca negara.
Adapun rinciannya sebagai berikut: 3 trilyun untuk pembangunan fisik pelabuhan Benoa, pembangunan Underpass Ngurah Rai, pembangunan kawasan Garuda Wisnu Kencana, dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarbagita Suwung.
Begitu banyaknya dampak langsung event pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia ini, semoga juga makin meningkat kepercayaan investor luar negeri kepada Indonesia, dan memperlihatkan metamorfosa Indonesia dari negara berpendapatan menengah bawah menuju menengah atas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H