Faktanya SBY saat ini tak mau berseberangan dengan Jokowi, bahkan cenderung merapat, hal ini membuat kegundahan "Special One" memuncak. Hanya mengharapkan PKS, seperti tak mungkin, meski saat ini Politisi PKS, Mardani Sera gencar menyerukan capres alternatif, sesungguhnya hanya trik PKS mencari perhatian dari partai koalisi pendukung Jokowi.Â
Jadi partai oposisi itu berat untuk kondisi perpolitikan Indonesia, apalagi pernah berjaya selama 2 periode, seperti pepatah "bila sudah di atas lupa turun". Meski sudah turun, nostalgia saat di atas masih belum hilang dari angan.Â
Mengharapkan dukungan dari PAN, masih fifty -- fifty meski Amien Rais berseberangan dengan Joko Widodo. Realitanya PAN "mengemis" kursi di Kabinet setelah Jokowi dilantik dan meninggalkan Koalisinya dengan Prabowo.
Bagi Demokrat sendiri, bersekutu dengan Gerindra mencalonkan cawapres dan capres sendiri dalam hitung-hitungan SBY sulit diprediksi peluangnya. Demokrat lebih baik ikut arus  mainstream dengan berkoalisi Jokowi, AHY tak jadi Cawapres pun tak soal, asal ikut dalam pemerintahan.Â
Peluang yang diingin direbut oleh Demokrat adalah Pemilu 2024, dimana sang putra mahkota sudah matang dan siap dinaikan. Periode pemerintahan 2019 -- 2024 Â dalam hitungan terburuk, Demokrat bisa mendudukan satu atau dua menteri, salah satunya AHY di Kabinet Jokowi.
Kalau sesuai ramalan Prabowo Indonesia akan bubar tahun 2030, Prabowo enak bisa pindah ke Jordania, lha kita rakyat kecil mau tinggal di mana ? Benar kata Dylan, "Oposisi itu berat, Jenderal !".