Menurut Menkeu, Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia kedua mengalami penurunan pertumbuhan. Saat ini negeri Tirai Bambu itu sedang mencari wilayah - wilayah baru untuk menanamkan investasi. Ekspansi Cina tersebut tak lepas dari keberhasilan riset di bidang tehnologi yang mendorong ekonomi nasional seperti saat ini.
Bagaimana dengan Indonesia? Pemerintah Indonesia dibawah Presiden Joko Widodo fokus pada 3 hal, pembangunan SDM, Infrastruktur, kelembagaan.
Komitmen pembangunan kualitas SDM tertuang dalam APBN 2018, sesuai UU anggaran sektor pendidikan 20 persen. APBN 2018 kurang lebih 2000 trilyun, alokasi untuk pendidikan sekitar 400 trilyun. Pembangunan SDM di Indonesia sangat mendesak mengingat ketertinggalan SDM nasional dibandingkan negara - negara tetangga.
Pembangunan infrastruktur mempunyai 2 tujuan, yakni pemerataan  sosial dan pembangunan ekonomi lokal melalui interkoneksi. Selain itu untuk  memperkuat ketahanan di sektor pangan, energi dan air. Ketiga hal ini menyangkut kelangsungan kehidupan bangsa kita. Keamanan pangan, energi dan air juga menjadi konsentrasi pembangunan banyak negara.Â
Pembangunan kelembagaan menekankan reformasi birokrasi dan deregulasi di setiap lembaga negara.
Media Sosial dan Kesabaran masyarakat.
"Tidak memberi mimpi tapi berkomunikasi, tidak semua policy seperti ceplok telur", ujarnya menanggapi ketidaksabaran masyarakat.
Media sosial membuat masyarakat mudah membandingkan fasilitas dan prestasi negara lain dengan mudah. Pengguna medsos dengan cepat menghakimi berdasarkan informasi di medsos terhadap kinerja pemerintah.
Menurutnya, globalisasi memang brutal, persaingan menjadi terbuka. Prinsip di dalamnya adalah "pure market mechanism", yang ada "winner atau loser". Kita akan selalu kalah bila tidak memperhatikannya.Â
Sikap terbaik adalah mencari fakta di belakangnya maka kita mampu menjelaskan dan mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dalam menghadapi.
"Tidak ada saat ini negara dengan sistim tertutup yang maju secara ekonomi", tegasnya.