Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Islam Kekinian, Tak Hanya Belajar Agama

22 November 2017   16:27 Diperbarui: 22 November 2017   16:52 1627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
EXPO Pendidikan Islam di ICE Hall Tangerang

Ketika diajak Kompasiana untuk meliput event International Islamic Education Expo di  Exhibition Hall, Tangerang (21/11), tak terbayang seperti apa isi pameran ini.

Sebagai mantan siswa dan mahasiswa yang selalu bersekolah di sekolah umum, persepsi saya Pendidikan Islam identik dengan pendidikan agama Islam saja.

Setiba di lokasi gedung nan -  megah itu memang diikuti oleh sekolah menengah atas (SMA) atau Madrasah Aliyah Negeri (MAN) serta Universitas Islam Negeri (UIN) dari seluruh Indonesia.

Pemahaman awal seketika soal Pendidikan Islam  berubah, ooo... ternyata tidak sekedar belajar agama saja di sana. Mungkin istilah - istilah yang menggunakan bahasa Arab membuat saya tidak mengerti kurikulumnya.

Banyaknya stand booth di hall pameran dan waktu yang diberikan terbatas, akhirnya saya putuskan ke booth yang menarik buat saya. Tujuan saya awal ke stand milik sebuah PT Islam dari Malang, booth ini menampilkan aneka karya mahasiswa. Menurut saya cukup menarik, di meja display terpampang beberapa pesawat "drone", ada yang sudah terurai.


Kenapa menarik, sekolah ini meski berlabel Pendidikan Islam tapi mampu mendorong mahasiswa menekuni tehnologi terkini. Seperti kita tahu, Perguruan Tinggi yang identik dengan tehnologi didolminasi oleh ITB dan ITS.

Setelah mengamati karya - karya tehnologinya, saya mengintip aneka buku ilmiah dari PT ini. Banyak sekali buku - buku menarik yang mengulas persoalan kekinian dari sudut pandang Islami. Penjaga stand tersebut sangat ramah, ia memberikan saya sebuah katalog buku - terbitan kampusnya dan sebuah buku kepada saya.


Saya berburu dengan waktu, perhatian saya terhenti disebuah stand milik MAN dari Kulon Progo, Yogyakarta. Tampilan stand banyak mengusung karya - karya siswa berupa aneka makanan khas, baju lurik, batik dan "work art"  gambar wayang. 

Saya pikir ini mirip sekolah SMK, ternyata bukan. Salut pada sekolah ini yang tak hanya mengajarkan ilmu agama dan ilmu lainnya tapi juga mengajarkan ketrampilan berbasis budaya lokal. Dalam hal ini budaya Jawa di mana sekolah ini berdomisili.

Langkah kaki kemudian menuju sebuah MAN, lagi - lagi dari Kota Malang. Saya selalu teringat kota sejuk di Jawa Timur ini, hawanya memangnya memang cocok memicu kreatifitas siswa dan mahasiswa.  Pada dinding stand sekolah ini yang ditata apik dan artistik saya menemukan aneka medali dan rekaman gambar prestasi siswa MAN ini. 

Saya cukup takjub, siswa - siswa nya mampu bersaing dengan sekolah umum untuk pelajaran sains dan matematika di level nasional. Bahkan saya berbincang dengan salah satu siswa yang baru meraih prestasi.


Sedikit mempercepat langkah, kaki saya terhenti di stand milik platform www.santrinulis.com. Aneka buku terpampang di rak - rak display. Saya berbincang dengan salah penjaga stand, seorang mahasiswi UIN Jakarta angkatan 2016. Ia menjelaskan platform ini untuk menampung minat literasi generasi muda. Nama santri dicantumkan karena pendirinya mantan santri, tapi platform ini terbuka untuk umum. Penulis yang mengirimkan karya mereka di situs ini bila bagus akan diterbitkan. Saya menemukan sebuah buku dengan judul menarik, lalu timbul ide mengemasnya di instagram.


Last but not least, terima kasih untuk UIN Palopo atas Kopi Toraja yang nikmat, juga baju adat wanitanya yang  elegan. Sebuah kekayaan tradisi yang tidak bisa kita tinggalkan begitu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun