Ketika diajak Kompasiana untuk meliput event International Islamic Education Expo di  Exhibition Hall, Tangerang (21/11), tak terbayang seperti apa isi pameran ini.
Sebagai mantan siswa dan mahasiswa yang selalu bersekolah di sekolah umum, persepsi saya Pendidikan Islam identik dengan pendidikan agama Islam saja.
Setiba di lokasi gedung nan - Â megah itu memang diikuti oleh sekolah menengah atas (SMA) atau Madrasah Aliyah Negeri (MAN) serta Universitas Islam Negeri (UIN) dari seluruh Indonesia.
Pemahaman awal seketika soal Pendidikan Islam  berubah, ooo... ternyata tidak sekedar belajar agama saja di sana. Mungkin istilah - istilah yang menggunakan bahasa Arab membuat saya tidak mengerti kurikulumnya.
Banyaknya stand booth di hall pameran dan waktu yang diberikan terbatas, akhirnya saya putuskan ke booth yang menarik buat saya. Tujuan saya awal ke stand milik sebuah PT Islam dari Malang, booth ini menampilkan aneka karya mahasiswa. Menurut saya cukup menarik, di meja display terpampang beberapa pesawat "drone", ada yang sudah terurai.
Kenapa menarik, sekolah ini meski berlabel Pendidikan Islam tapi mampu mendorong mahasiswa menekuni tehnologi terkini. Seperti kita tahu, Perguruan Tinggi yang identik dengan tehnologi didolminasi oleh ITB dan ITS.
Setelah mengamati karya - karya tehnologinya, saya mengintip aneka buku ilmiah dari PT ini. Banyak sekali buku - buku menarik yang mengulas persoalan kekinian dari sudut pandang Islami. Penjaga stand tersebut sangat ramah, ia memberikan saya sebuah katalog buku - terbitan kampusnya dan sebuah buku kepada saya.
Saya berburu dengan waktu, perhatian saya terhenti disebuah stand milik MAN dari Kulon Progo, Yogyakarta. Tampilan stand banyak mengusung karya - karya siswa berupa aneka makanan khas, baju lurik, batik dan "work art" Â gambar wayang.Â
Warisan tradisi berupa makanan khas Jawa & baju motif "Lurik" adalah karya - karya kreatif siswa MAN 2 Kulon Progo Yogya...Ayo lestarikan budaya !!!#ditpdpontrenIIEE2017#coverage@PendisKemenagpic.twitter.com/jqPC9hGT7B— sigit bud (@sigitbudic) November 21, 2017
Saya pikir ini mirip sekolah SMK, ternyata bukan. Salut pada sekolah ini yang tak hanya mengajarkan ilmu agama dan ilmu lainnya tapi juga mengajarkan ketrampilan berbasis budaya lokal. Dalam hal ini budaya Jawa di mana sekolah ini berdomisili.
Masa depan tradisi & budaya lokal di tangan generasi Millenial, MAN 2 Kulon Progo membaktikan ilmu mereka untuk itu lewat dunia kreatif yang apik @PendisKemenag#ditpdpontrenIIEE2017#coveragepic.twitter.com/0eoPAs2eWE— sigit bud (@sigitbudic) November 21, 2017
Langkah kaki kemudian menuju sebuah MAN, lagi - lagi dari Kota Malang. Saya selalu teringat kota sejuk di Jawa Timur ini, hawanya memangnya memang cocok memicu kreatifitas siswa dan mahasiswa. Â Pada dinding stand sekolah ini yang ditata apik dan artistik saya menemukan aneka medali dan rekaman gambar prestasi siswa MAN ini.Â
Ada yang ketinggalan dari MAN 3 Malang Jawa Timur, banyak banget sih prestasinya. #ditpdpontrenIIEE2017#coverage@PendisKemenagpic.twitter.com/RVynfS817X— sigit bud (@sigitbudic) November 21, 2017
Saya cukup takjub, siswa - siswa nya mampu bersaing dengan sekolah umum untuk pelajaran sains dan matematika di level nasional. Bahkan saya berbincang dengan salah satu siswa yang baru meraih prestasi.
Sedikit mempercepat langkah, kaki saya terhenti di stand milik platform www.santrinulis.com. Aneka buku terpampang di rak - rak display. Saya berbincang dengan salah penjaga stand, seorang mahasiswi UIN Jakarta angkatan 2016. Ia menjelaskan platform ini untuk menampung minat literasi generasi muda. Nama santri dicantumkan karena pendirinya mantan santri, tapi platform ini terbuka untuk umum. Penulis yang mengirimkan karya mereka di situs ini bila bagus akan diterbitkan. Saya menemukan sebuah buku dengan judul menarik, lalu timbul ide mengemasnya di instagram.
Last but not least, terima kasih untuk UIN Palopo atas Kopi Toraja yang nikmat, juga baju adat wanitanya yang  elegan. Sebuah kekayaan tradisi yang tidak bisa kita tinggalkan begitu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H