Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebuah Catatan Pinggir dari Mandiri Jakarta Marathon 2017

31 Oktober 2017   11:30 Diperbarui: 31 Oktober 2017   20:13 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana garis pemberangkatan di Mandiri Jakarta Marathon 2017 di Monas, Jakarta

Sinar matahari masih malu - malu mengintip di balik belahan bumi bagian timur,namun tak menyurutkan peminat lomba lari Marathon ini. 

Tepat pukul 5 pagi ribuan peserta "Mandiri Jakarta Marathon 2017" berkumpul di garis "start" di lapangan Monumen Nasioanal. Pagi itu lampu - lampu "spot" yang menyinari dinding tugu monas dengan aneka warna belum dipadamkan. Peserta lari "Mandiri Jakarta Marathon 2017" kategori "Full Marathon" (FM) dengan jarak tempuh 42,195 KM tepat pukul 5 pagi diberangkatkan.

Menyusul kategori lain :

  • Half Marathon dengan jarak tempuh 21 KM, flag off start pada pkl. 05:10 WIB
  • 10K dengan jarak tempuh 10 KM, flag off start pada pkl. 05:25 WIB
  • 5K dengan jarak tempuh 5 KM, flag off start pada pkl. 05:40 WIB
  • Maratoonz (Children's Sprint), flag off start pada pkl. 08:00 WIB.

Saya baru sadar ternyata antusias masyarakat untuk ikut event ini luar biasa. Dari "pers release" panitia event ini diikuti  16 ribu pelari, termasuk anak - anak di kategori "Maratoonz Kid". Jadi ingat serial tv kartun "Tiny Toon" dan penyanyi anak Tina Toon yang kini sudah bukan anak - anak lagi.


Kalau boleh dibilang paling seru nonton lomba "Maratooz Kid" yang berjarak tempuh 1 KM.  Melihat wajah - wajah polos mereka dengan kostum bak seorang pelari profesional sungguh menggemaskan. 

Kategori ini terbagi atas kelompok umur 5 - 7 thn dan 7-9 thn, dan berdasar gender, cewek dan cowok. Kehebohan bukan berasal dari peserta sendiri, justru dari orang tua yang sibuk mengabadikan moment itu. 

Lucunya ada anak yang nangis - nangis karena kesenggol saat lari. Orang tua sang anak protes ke panitia. Ada juga yang ketinggalan "kloter" karena saat dimulai sang anak dan ortu belum hadir di garis pemberangkatan.

Seru dan meriah, Mandiri Jakarta Marathon 2017 mampu memberikan wadah semua anggota keluarga untuk ikut serta serta. Omm, tante, ponakan, kakek, nenek, bayi pun terlihat diantara kerumunan peserta Marathon.

Tak hanya itu, peserta juga berasal dari berbagai ras yakni Mongoloid,Kaukasian,dan Negroid dari berbagai bangsa. Inilah hebatnya olah raga mampu menyatukan perbedaan dalam satu tujuan, yakni sehat dan berprestasi.

Meski kita tahu event - event Marathon tingkat dunia, prestasi banyak didominasi saudara kita "ras negroid". Mungkin sudah "given" dari sananya, ras Negroid diberi kekuatan fisik lebih dan diperkuat oleh tempaan alam yang keras. Bandingkan kondisi alam kawasan benua Afrika dengan Indonesia, dijamin tak ada kata lain selain "bersyukur" dari mulut kita yang lahir di Indonesia.

Menteri Kemenpar, Arief Yahya  tak berlebihan mendukung "Mandiri Jakarta Marathon 2017". Event ini sudah menjadi agenda wisata olah raga nasional.

"Mandiri Jakarta Marathon telah membawa dampak positif bagi pembangunan pariwisata Ibukota, sekaligus menjadi peluang strategis dalam mendukung target Kementerian Pariwisata menjaring 15 juta wisatawan mancanegara dan 265 juta pergerakan wisatawan domestik masuk ke Indonesia di tahun 2017 ini". Dikutip dari "press release" panitia event.

Yang jelas wisatawan domestik, meski paling banyak tentunya dari Jabodetabek. "Mandiri Jakarta Marathon 2017" mampu menyumbang wisatawan olah raga dari berbagai negara dari target wisatawan manca negara sebesar 15 juta di tahun 2017.

"Jaman Now" tak seru bila tak ada swafoto atau difotoin orrang lain dengan background "backdrop" event.


 Sudah keharusan setiap penyelenggara event menyediakan venue khusus untuk foto. Tak "update" rasanya bila hadir dalam sebuah event tanpa dokumentasi foto. Di event ini panitia juga menyediakan stand "backdrop" foto yang didukung oleh beberapa sponsor. Secara cerdas sponsor memanfaatkan demam "selfie" untuk "endorse" gratis produk mereka. Sudah pasti "selfie mania" posting foto mereka di instagram atau Facebook untuk diperlihatkan ke "followers" dan "friend" mereka. Tak ada salahnya, semua mendapatkan manfaat baik sponsor, penyelenggara dan peserta.

Bila tahunya event ini hanya soal olah raga, ada misi sosial yang digemakan. "Dompet Dhuafa" salah satu organisasi sosial ikut serta mengetuk nurani peserta dengan menyumbangkan sepatu bekas yang dipakai lomba. Tentunya kita tahu harga - harga sepatu yang dipakai peserta lumayan mahal, berkisar 500 ribu ke atas. Mau chek, silakan periksa harganya di outlet khusus peralatan olah raga di mall - mall besar di Jakarta.


Dari perbincangan dengan penjaga stand "Run Care" , masih ya anak - anak di daerah terpencil saat ke sekolah. Hmmm...sedih juga dengarnya. Pastinya gerakan ini patut kita dukung untuk membantu sesama anak - anak Indonesia.

Apalagi ya, masih banyak sih hal - hal menarik lain, pasti teman - teman Kompasianer sudah menulisnya. Demikian "Catatan Pinggir" ini semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun