Banyak sebab pria atau wanita dewasa menjadi orang tua tunggal (single parent), ada karena perceraian (divorce) atau ditinggal mati oleh pasangan (widowed). Bagi kaum pria dimana secara alamiah adalah pencari nafkah tentu akan mengalam persoalan sendiri ketika dihadapkan sebagai orang tua tunggal.
Masih lebih baik bila anak -- anak sudah dewasa sehingga bisa mandiri, apa jadinya bila masih balita. Tentu masih sangat membutuhkan peran seorang peran seorang ibu untuk pengasuhan sehari -- hari. Terutama untuk kegiatan rutin yang berkait dengan sekolah, dan pengawasan ketika berada di rumah.
Di kota -- kota besar di mana individualisme cukup, tidak mudah seorang pria sebagai single parent, menghadapi anak -- anak tidak seperti saat menghadapi orang dewasa. Lebih mudah menghadapi manusia dewasa yang sudah bisa berpikir, beda dengan kejiwaan anak -- anak yang masih rapuh dan belum bisa berpikir dengan utuh.
Sebagai orang tua tunggal bisa jadi seorang ayah bisa memenuhi kebutuhan fisik anak -- anak seperti makan, minum, sekolah, permainan dan rumah tinggal yang layak. Tapi seorang anak tidak melulu membutuhkan itu, peran orang tua yaitu seorang tetap menjadik kebutuhan utamanya. Bisa jadi fasilitas kehidupan dari sang anak tidak sempurna, namun hadirnya seorang sosok ibu mampu menghapus kesepian dan ketidakbahagiannya di masa kanak -- kanak.
Berdasarkan pengalaman penulis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua tunggal pria dengan anak -- anak masih usia sekolah (terutama sekolah dasar)
- Bila tinggal sendirian sebaik ada keluarga dekat bisa orang tua, tante, adik kandung untuk mengawasi anak -- anak selama bekerja di luar rumah.
- Luangkan waktu setiap hari kepada anak -- anak untuk berbagi perasaan, biasanya anak -- anak suka "curhat" apa yang dialami selam seharian. Kedekatan psikologis ini wajib di bangun untuk menghilangkan jarak antar anak dan orang tua.
- Mengecek detil kebutuhan anak -- anak selama seharian terutama saat ditinggalkan bekerja, mulai dari pakaian, makanan, mainan apa sudah tersedia. Banyak pria kurang pedulu dengan hal -- hal detil dari sang anak.
- Membuat jadwal rutin kegiatan anak setiap hari, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi agar anak terbiasa dengan disiplin, seperti jam mandi, belajar, tidur siang, tidur malam, jam makan. Usahakan mengecek setiap hari apakah anak -- anak sudah menjalan jadwal tersebut, bila belum apa alasannya. Cari segera solusinya.
- Memasang kamera pengawas di rumah, saat ini sudah ada tehnologi camera pemantau (cctv) berbasis internet sehingga Ayah bsa melihat aktivitas anak dari jauh atau di tempat kerja.
- Bila tidak ada keluarga terdekat yang jauh, hati -- hati memilih pengasuh anak -- anak, banyak kejadian anak -- anak mendapatkan perlakuan tidak baik dari pengasuh selama ditinggal bekerja.
- Usahakan bisa pulang kerja di waktu / jam sama setiap hari sehingga anak -- anak mempunyai patokan / kepastian kehadiran sang ayah setiap hari.
- Jangan manjakan anak berlebihan, biasanya seorang ayah cenderung tidak tega dan berusaha memenuhi keinginan yang tidak demi sang anak tidak rewel. Sebagai ayah harus bisa menilai dengan baik karakter sang anak, misalnya saat anak -- anak "ngambeg" biarkan jangan diikuti kemauannya secara langsung. Bila dilakukan akan menjadi senjata sang anak untuk memaksakan keinginannya kepada orang tuanya.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H