"Sekarang sehari setoran berapa, mas ?" , tanya saya lagi.Â
Sopir Taksi : "Setoran sudah dipotong 50% persen sama perusahaan, tadinya 300 ribuan, sekarang cuma 150 ribuan".
" Tetap saja susah, mas kejar setoran segitu", tandasnya.
Keingitahuan saya bangkit lagi, mengapa bisa susah kejar setoran, padahal sudah dipotong jumlahnya cukup besar.
"Kenapa susah, mas?", tanya saya lagi.
" Kalau setoran 150 ribu berarti saya harus dapat uang sehari minimal 500 ribu, 150 ribu setoran, 250 ribu bensin, 50 ribu buat makan, dan 50 ribu dibawa pulang", jelasnya.
Benar juga,ya  pikir saya, untuk uang 50 ribu bapak itu harus berjuang lebih dari 12 jam sehari. Ia bercerita, mulai dari jam 5 pagi sudah keluar dari pool taksi. Pulang ke pool jam 11 malam.Â
"Sering tidak setoran, pulang cuma bawa uang 100 ribu, jadi terpaksa " ngutang" ke perusahaan.", tambahnya.
Terkaget juga saya mendengar kata - kata terakhirnya, lalu apa gunanya dia terus kerja sebagai sopir taksi?
"Saya tidak ada ijasah dan ketrampilan, bingung mau kemana" , jelasnya.
Tak terasa mobil taksi sudah sampai depan rumah, saya menyodorkan lembaran 50 ribu, tagihan sebesar 45 ribu sesuai dengan meteran argo taksi. Saya minta sisanya disimpan saja.