Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Berdayakan Hasil Laut melalui e-Commerce

4 Oktober 2016   10:53 Diperbarui: 5 Oktober 2016   12:41 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sempat terpikirkan dalam benak saya, Indonesia adalah negara maritim, di mana luas laut lebih besar dari daratan. Laut Indonesia menyimpan beragam kekayaan hayati, tak hanya ikan, tapi juga flora yang tumbuh di dalam dasar laut. Laut Indonesia sedemikian kaya, baik flora dan faunanya tapi juga pemandangan eksotis bawah laut, pesisir pantai, gelombang/ombak laut adalah komoditas laut kita. Ribuan nelayan tiap hari melaut untuk menjala hasil laut. Karena tehnologi yang sederhana, mereka tidak bisa fokus untuk jenis ikan tertentu, maka apa pun yang terjaring di rajutan jala, mereka naikKan ke kapal. Di tempat pasar ikan atau Tempat Pelelangan Ikan (TPI), ikan-ikan itu akan dipilah-pilah berdasarkan jenisnya, lalu disalurkan kepada pembeli. 

Dalam praktiknya, TPI tidak dapat menyalurkan semua ikan hasil laut nelayan. Bisa jadi karena pembeli terbatas atau di wilayah itu jenis-jenis ikan tertentu kurang diminati oleh pembeli. Presiden Joko Widodo pada awal pemerintahannya pernah menggagas pembangunan gudang es (cold storage) berskala besar untuk menampung di sentra-sentra perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan kabarnya telah mencanangkan pembangunan gudang es (cold storage) di 58 titik di sentra-sentra nelayan. 

Pada periode sebelumnya, telah dibangun 70 gudang es (cold storage) di berbagai wilayah termasuk Jakarta. Untuk mendukung kegiatan tersebut, juga disiapkan kendaraan dengan berpendingin es beroda 6 dan 10 untuk mengangkut hasil laut dari TPI ke gudang es, sebagai dukungannya, KKP juga akan membangunan 38 pabrik-pabrik es yang lokasinya tersebar. Manajemen logistik yang rapi didukung pergudangan dan transportasi yang memadai menjadi prasyarat distribusi produk perikanan agar kualitas hasil perikanan tidak turun kualitasnya saat terjadi perpindahan dari satu titik ke titik yang lain. 

Menarik sekali upaya pemerintah lewat KKP untuk menfasilitasi pemasaran hasil laut nasional yang diintegrasikan dengan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN), lalu pertanyaannya, "Bagaimana mendorong peningkatan penjualan secara nasional hasil laut kita tidak hanya untuk pasar domestik tapi juga manca negara?" Pendekatan pemasaran berbasis platform online adalah jawabannya. Cina sukses memasarkan semua hasil industri lewat online, baik dengan metode Bussines 2 Bussines (B2B), Bussines 2 Comsumers (B2C). 

Alibaba adalah contoh sukses dari metode pemasaran global produk-produk dari Cina daratan, apa pun yang dihasilkan oleh pabrikan dari Cina Daratan dipasarkan di situs ini. Tentunya situs ini bukan satu-satunya alat untuk melakukan pemasaran, pendekatan pemasaran tradisional juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dari Cina. 

Namun dengan pemasaran online ini yang didukung oleh data spesifikasi, stok, dan kapasitas produksi memberikan gambaran lebih terang kepada calon pembeli terhadap barang yang akan dibeli. Kedigdayaan platform online Alibaba sangat luar biasa. Dalam berita ekonomi situs Okezone bulan November 2014, situs ini mampu meraup omzet 113, 36 trilyun (USD93 miliar) dalam satu hari.

Keberadaan cold storage di basis-basis produksi perikanan menjadi modal menjanjikan untuk memasarkan produk hasil laut kita secara global, tentu dengan dukungan sistim database online yang memonitor secara real-time lalu lintas barang masuk dan keluar di tiap gudang es (cold storage). Dengan begitu, admin akan mengetahui stok tiap gudang es, apa yang paling laku dan apa yang kurang laku sehingga pemetaan permintaan dan penawaran bisa dilakukan secara cepat dan tepat. 

Barang yang kurang laku di suatu daerah bisa segera dikirimkan ke daerah yang membutuhkan demikian sebaliknya. Untuk pemasaran produk-produk perikanan unggulan seperti ikan tuna, udang dan ikan-ikan lainnya pun bisa di-manage dengan baik. Keberadaan database yang bersumber dari database tiap cold storage menjadi acuan untuk mengukur kekuatan ekspor hasil perikanan unggulan kita. Permintaan global terhadap hasil laut Indonesia sangat besar, terutama dari negara-negara (Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa) yang secara tradisional mengimpor dari ikan tuna dari Indonesia.

Padahal, hasil laut Indonesia tidak hanya berupa ikan tuna, masih banyak jenis ikan dari lautan Indonesia yang bisa dipasarkan ke luar negeri, tapi semua bergantung bagaimana cara kita memasarkan. Dalam ilmu pemasaran ada dua pendekatan, pertama: kita memasarkan produk berdasarkan permintaan konsumen, kedua: mendorong konsumen membutuhkan produk yang kita jual. Semoga bermanfaat.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun