Pabrikan smartphone asal Kanada kini mengalami kemunduran bisnis yang cukup parah sejak populasi ponsel android merebak liar. Apalagi sejak produsen ponsel Tirai Bambu turut dalam persaingan global di pasar ponsel Android.
Platform BB sejatinya unggul dalam hal sekuriti jaringan dibanding sang pendatang, Android. Tapi buat pengguna ponsel isu itu tidaklah signifikan, buat pasar menengah ke  bawah yang penting harga murah dan bisa ikut dalam komunitas dunia maya lewat aplikasi medsos. Faktor ini yang membuat produk Cina laku keras.
Meski secara global pengguna ponsel dengan platform BB menurun drastis, tidak dengan halnya aplikasi messanger yang legendaris, Blackberry Messanger (BBM). Aplikasi ini yang masih bertahan, bahkan masih digunakan di ponsel ber-platform Android. Indonesia adalah negara terbesar yang masih menggunakan BBM. Jepang  mempunyai platform messenger LINE, Korea Selatan dengan Kakao Talk, dan BBM akan menjadi messenger yang khas Indonesia
Blackberry Kanada kabarnya telah menjalin kerjasama dengan perusahaan konglomerat media dan tehnologi dari Indonesia, EMTEK. Pemik stasiun tv SCTV dan Indosiar dan saham di situs-situs e-commerce dan marketplace, seperti bukalapak, vidio.com, Oshop. Kerjasama itu menyangkut lisensi sofware dan copyright dari BBM.
Selain Emtek, produsen ponsel Tiphone yang sahamnya sebagian dikuasai anak perusahaan PT. Telkom menggandeng pabrikan asal Taiwan untuk membuka pabrik ponsel Blackberry berbasis OS Android di Indonesia. Brand yang dirilis adalah Blackberry Merah Putih. Sebuah kebetulan atau kesengajaan, yang jelas di masa datang, Indonesia akan menjadi bisnis terbesar Blackberry di luar Kanada.Â
Pasar E-Commerce Indonesia memang menjanjikan
Langkah 2 perusahaan nasional tersebut tentu telah diperhitungkan, Indonesia adalah 3 besar pasar e-commerce di Asia, didukung oleh jumlah penduduk mendekati 250 juta dan distribusi kepemilikan ponsel yang menurut survei sudah melebihi populasi penduduk.
Selain itu kebiasaan baru pengguna ponsel yaitu berbelanja online via handphone tren nya terus naik. Demikian juga nilai transaksinya juga terus meningkat secara signifikan.
Emtek dengan akses yang dimiliki ke software BB akan mudah menanamkan aplikasi - aplikasinya di ponsel BB. Seperti halnya Apple menanam toko musik itunes di semua perangkat mobile produksi Apple. Sayangnya hal serupa tidak bisa dilakukan Emtek, paling banter sejumlah situs e-commerce akan disatukan dengan platform OS BB dan BBM. Fitur - fitur BBM kini mulai terarah untuk aktivitas e-commerce, antara lain dengan tersedianya fitur BBM channel.
Lewat aplikasi messanger, penggalangan calon pembeli online lebih mudah dilakukan, sebab calon pembeli yang terdaftar di messanger menjadi prospek potensial.
Seperti halnya messanger LINE Â kini telah membuka pintu bagi siapa yang ingin jual lewat fitur LINE page dan official account dengan metode promosi "broadcast" yang tidak terbatas.
Dalam jangka panjang, bukan tidak mungkin EMTEK grup akan masuk ke kepemilikan saham di Blackberry pusat, sehingga mempunyai akses lebih dalam ke pabrikan hardware BB.
Potensi itu akan ada , mengingat pertumbuhan ekonomi dan bisnis di sektor e-commerce sangat prospektif. Pengusaan lisensi BBM membuat Emtek leluasa bermanuver ke semua merek ponsel, tidak hanya di ponsel BB android.
Pada sisi lain, ponsel BB Merah Putih yang berbasis android akan bersaing ketat dengan merek - merek lain, seperti Samsung, iPhone, Lenovo, Asus yang telah merajai distribusi ponsel domestik. Secara bisnis, rilisan BB Merah Putih akan tertolong oleh perusahaan induknya, yaitu PT Telkom yang memiliki saham juga di perusahaan operator hand phone, Telkomsel.
Program - program "bundling" dengan BB Merah Putih dengan modus internet murah akan menjadi and Alan penjualan BB Merah Putih. Praktek bisnis in menimbulkan kerawanan dari pihak pesaing dengan motif momonopoli. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H