SUKOHARJO -Â Pemerintah Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, secara resmi membentuk kepengurusan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) dan Desa Tangguh Bencana (Destana) pada Rabu (21/8/2024) malam.
Acara pembentukan ini berlangsung di Kantor Balai Desa Dalangan dan dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Kepala Desa Dalangan Bagyo Slameto, Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Kebencanaan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Jawa Tengah Wahjoedi Fadjar, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukoharjo Aryanto Mulyatmojo, serta Camat Tawangsari yang diwakili oleh Kasi Ketentraman dan Ketertiban (Tramtib), Joko Suparno.
Sebelum pembentukan kepengurusan, dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara BPBD Kabupaten Sukoharjo dengan Pemerintah Desa Dalangan. MoU ini menjadi landasan kerja sama dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di wilayah Desa Dalangan.
Kepala Desa Dalangan, Bagyo Slameto, menyampaikan apresiasi kepada seluruh tamu undangan yang hadir. Ia berharap agar pertemuan ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi seluruh pihak. Dalam sambutannya, Bagyo menekankan pentingnya pembentukan Destana untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Desa Dalangan dalam menghadapi potensi bencana.
"Semoga dengan terbentuknya Destana ini, masyarakat Desa Dalangan dapat lebih cepat tanggap jika terjadi kebencanaan," ujar Bagyo. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten Sukoharjo atas dukungan yang diberikan, serta berharap agar sinergi antara Pemerintah Desa Dalangan dengan BPBD Kabupaten Sukoharjo dan BPBD Provinsi Jawa Tengah tetap terjaga dengan baik.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukoharjo, Aryanto Mulyatmojo, turut menyampaikan apresiasi kepada BPBD Provinsi Jawa Tengah atas kehadirannya dalam kegiatan ini. Aryanto menekankan bahwa penanggulangan bencana melibatkan banyak pihak dengan peran yang berbeda-beda.
"Berbicara soal kebencanaan, banyak peran yang terlibat, mulai dari yang memasak hingga yang mengurusi sanitasi air. Semua peran ini sangat penting dalam upaya penanggulangan bencana," jelas Aryanto. Ia juga menambahkan bahwa malam ini merupakan momen penting untuk membentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana dan Relawan Desa, sebagai langkah awal dalam membangun ketangguhan masyarakat Desa Dalangan.
Kepala Bidang Kebencanaan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Jawa Tengah, Wahjoedi Fadjar, dalam kesempatan tersebut menyampaikan pentingnya perubahan mindset masyarakat terhadap penanggulangan bencana. Menurutnya, banyak masyarakat yang berpikir bahwa BPBD hanya bertugas menangani bencana saat terjadi, padahal siklus penanggulangan bencana terdiri dari tiga fase yaitu sebelum kejadian (Pra Bencana), saat kejadian (Tanggap Darurat), dan setelah kejadian (Pasca Bencana).
"Di Sukoharjo secara umum belum ada kejadian bencana besar, sehingga wajib bagi kita untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana yang sifatnya pra bencana," ujarnya. Wahjoedi menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana sebagai upaya preventif yang harus terus ditingkatkan.
Pembentukan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) dan Desa Tangguh Bencana (Destana) di Desa Dalangan merupakan langkah strategis dalam upaya membangun ketangguhan masyarakat terhadap bencana. Dengan adanya sinergi antara Pemerintah Desa Dalangan, BPBD Kabupaten Sukoharjo, dan BPBD Provinsi Jawa Tengah, diharapkan desa ini dapat lebih siap menghadapi berbagai potensi bencana di masa depan. (bay)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H