JAKARTA - Masyarakat tidak bisa lepas dari digital. Orang yang mengakses digital rata-rata 5,7 jam/hari dibanding dengan Thailand 4,7 jam/hari. Ada 238 juta jiwa penduduk muslim Indonesia kurang lebih 87% yang akan berhubungan dengan dunia digital.
Hal ini disampaikan oleh Calon Presiden Ganjar Pranowo saat memberikan pemaparan materi di acara Rakernas LDII 2023 di Grand Ballroom Gedung Serba Guna (GSG) Minhajurrosyidin, Jakarta, pada Rabu (8/11/2023).
"Kita harus menjadi produsen bukan konsumen karena pasar yang besar sekali itu bisa kita dorong untuk kita optimalkan dan kita menjadi tuan rumah. Itulah SDM (Sumber Daya Manusia) yang baik," ujarnya.
Ganjar mengungkapkan transaksi digital yang ada di Indonesia sangat besar yaitu 476,3 Triliun dan aplikasi yang dimiliki bukan punya Indonesia. Indonesia sebagai market diserbu habis-habisan.
"Yuk kita dicolek, diingetin, Ayo kita bangkit," ujarnya.
Oleh sebab itu, kata Ganjar, kita harus terbiasa dengan dunia digital dan penggunaannya.
Ganjar memberikan contoh, wisatawan asal Tiongkok belanja barang diskon di Bali. Ternyata yang diincar wisatawan yaitu kasur dengan merk Made in China. Diskon bisa sampai 70% dan bukan produksi Indonesia. Jadi mereka pesan barang diskonnya dari Indonesia membayarnya pakai aplikasi Tiongkok, dan barangnya antar tidak dari Bali tapi dari Tiongkok dikirim ke alamat pembeli. Jadi tempat belanjanya saja yang di Bali.
"Paham kan sekarang, bagaimana dunia yang maju akan seperti itu," jelasnya.
Selanjutnya Ganjar menyampaikan transisi hijau yang bagaimana mencegah, mengurangi, memperbaiki kerusakan lingkungan.
"Energi yang baru terbaharukan kita itu penting karena kalau kita bicara biaya untuk mencegah mengurangi dan memperbaiki membutuhkan biaya Rp 1.300 Triliun. Terima kasih kepada beberapa Pondok Pesantren yang rooftopnya sudah menggunakan solar panel, ada mikro hidro yang dipakai, itu keren," ungkapnya.
"Wong kita punya kok, kita ada di daerah tropis kok, hujannya tinggi kok, banyu ki gor lewat. Kenapa tidak ditahan, Kenapa tidak dibendung, kenapa tidak disimpan dan kenapa ketika kemarau seperti kemarin-kemarin, seperti sekarang-sekarang orang marah karena ga dapat air? Lo..ini kan logika gampang aja to.., " ujarnya.
Ganjar saat berbicara dengan Presiden waktu menjadi Gubernur Jawa Tengah, pada saat itu Indonesia besarnya seperti ini, bendungan di Indonesia dengan yang ada di Korea Selatan saja kalah. "Jangan ngomong Jepang ya..jangan ngomong Tiongkok ya.. Kalah kita. Kita itu hanya 300san sekian, mereka itu puluhan ribu, terbayang kan? Dan air selalu menjadi persoalan utama," ungkapnya.
Ganjar mengatakan kalau Indonesia menggunakan energi yang lama, yang orang bilang ada stampelnya kotor, mencemari, BPJS itu ternyata cacatan di 2023, mengobati orang-orang kurang lebih 17,8 Triliun karena polusi udara, dan potensi lapangan pekerjaan dengan membuat EBT itu bisa 3,7 Juta.
"Dengan teknologi tinggi, maka sekolah vokasi menjadi penting dan ada skill yang harus dibangun, yaitu teknik lingkungan, teknik pangan, data siencetis, terus ilmu bagaimana kita mengelola material kita yang kita miliki sangat kaya sekali. Itulah ekonomi hijau," jelasnya. (bay)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H