JAKARTA - Bonus Demografi Tahun 2030an biasanya dalam sebuah peradaban negara diberi kesempatan satu kali. Tinggal bisa melaksanakan, melakukan lompatan atau tidak. Kuncinya adalah di pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia).
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Ir. H. Joko Widodo yang akrab dengan sebutan Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) 2023 di Grand Ballroom Gedung Serba Guna (GSG) Minhajurrosyidin, Jakarta, pada Selasa (7/11/2023).
"Jadi LDII sudah betul. Tadi yang sudah di sampaikan pak Crhiswanto (Ketua Umum LDII) tadi betul. Kebangsaan, keagamaan, pendidikan, kesehatan jika terbentuk sebuah karakter manusia yang betul-betul Indonesia ," ujarnya.
Jokowi mengungkapkan menuju Indonesia Emas itu tidak mudah. Banyak tantangan yang harus diselesaikan.
"Di Amerika Latin banyak negara gagal melompat menjadi negara maju. Tahun 50an, Tahun 60an, Tahun 70an, mereka sudah menjadi negara berkembang, tetapi sampai sekarang mereka juga tetap hanya menjadi negara berkembang. Malah ada yang jatuh menjadi negara miskin. Problemnya adalah diberi kesempatan dan tidak menggunakan. Ini yang kita tidak mau itu terjadi di negara Indonesia," ungkapnya.
"InsyaAlloh kita bisa. Asal semangatnya seperti di Rakernas LDII pada pagi hari ini," imbuhnya. Â
Jokowi mengatakan Karakternya harus tetap semangat karena yang dihadapi adalah tantangan.Â
"Oleh sebab itu sering saya sampaikan, 2024, 2029, 2034, ini adalah momentum yang sangat menentukan Indonesia bisa melompat maju atau tidak. Sehingga dibutuhkan kepemimpinan nasional yang kuat, persatuan yang kuat, kekompakan yang kuat. Tanpa itu sekali lagi yang saya sampaikan tantangan yang kita hadapi tidak mudah, "jelasnya.
Menurut Jokowi tantangan global justru yang paling banyak, antara lain pertama, ketidakpastian ekonomi global yang sulit diprediksi arahnya ke mana. Baru bisa menyelesaikan satu saja Muncul persoalan ekonomi yang lain sehingga dibutuhkan kepemimpinan yang kuat.
 Kedua, perubahan iklim yang juga sulit dihitung dan diprediksi. "Dulu kalau kita ada perubahan iklim ya hanya dengan kata-kata, tapi sekarang sudah nyata. kekeringan, hampir di semua negara sering terjadi. Panas bumi yang naik, gelombang panas, kita ada 7 Provinsi kemarin kekeringan sehingga produksi beras kita menurun," ungkapnya.
Oleh sebab itu, kedaulatan pangan, ketahanan pangan menjadi program Indonesia kedepan.
Ketiga adalah perang. Jokowi mengatakan perang di Ukraina belum selesai ditambah lagi sekarang yang ada di Gaza. Walau Ukraina jauh dengan Indonesia, ternyata dampaknya ada. Indonesia impor gandum 11 juta ton per tahun. Ternyata 30% impornya dari Ukraina dan Rusia. Kapal pengangkut gandum tidak bisa masuk akhirnya ditutup. Tak hanya itu bahan baku pupuk Indonesia berasal dari Rusia, Ukraina dan Bela Rusia sehingga harga pupuk naik.
"Itulah tantangan yang kedepan semakin tidak mudah," ujarnya. (bay)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H