Mohon tunggu...
Sigit Akbar
Sigit Akbar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ketua Himpunan Mahasiswa Jurnalistik IISIP Jakarta II Himpunan Mahasiswa Islam II Temukan saya di twitter @sigitakbar687 ig: @sigitakbar II The Show Must Go On II Hidup soal keberanian, menghadapi tanda tanya, tanpa bisa dimengerti, tanpa bisa dihindari, terimalah dan hadapilah (quote)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Era Teknologi, Kenali Dampak Positif Negatifnya Disini

23 Maret 2016   13:44 Diperbarui: 23 Maret 2016   13:53 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber foto: berita.upi.edu"][/caption]Selamat Datang di Dunia Teknologi! Dimana setiap orang tidak bisa lepas dari gadget nya. Seperti bepergian tanpa membawa uang. Pasti pikirannya tidak karuan alias ‘galau’. Kehidupan dunia teknologi tentu deng tujuan mempermudah manusia untuk menjalankan aktivitas dan kebutuhan.

Ingin pergi ke suatu tempat? Mudah, hanya dengan menggunakan aplikasi pemesanan angkutan umum, baik ojek maupun taksi. Cukup tunggu dirumah, Ojek atau taksi akan mendatangi anda!

Tidak tahu informasi terbaru? Atau Bahasa rumit ingin disederhanakan? Tanyakan saja pada Mbah Google. Hanya tinggal ketik keyword maka akan banyak informasi baru yang kamu dapat. Tidak hanya itu, diberikan opsi oleh si Mbah dengan beberapa situs yang ada.

Mudah bukan hidup di dunia teknologi?

Eits, Nanti dulu. Point yang harus kita ketahui adalah setiap inovasi dan perubahan terdapat positif dan negatifnya. Harus dipertimbangkan dampak mana yang lebih besar sehingga tidak menjadi hal negatif jika digunakan.

Dari segi kesehatan, Resiko insomnia dapat mengganggu pola keteraturan aktifitas tubuh. Resiko radiasi, tidak hanya kepada orang dewasa, anak-anak lebih mudah terkena radiasi halus dikarenakan tengkorak anak lebih tipis dan lunak. Hal ini patut dijadikan lampu kuning untuk anak-anak maupun orang dewasa.

Bagi kamu yang sudah mulai terkena dampak-dampak tersebut, apalagi yang kategori kecanduan, ini solusi yang mungkin bisa membantu.

1. Mewarnai.

Mewarnai memang lagi trends di Indonesia, khususnya mewarnai untuk orang dewasa. Sudah banyak buku mewarnai diterbitkan. Mulai dari anak-anak hingga dewasa. Ternyata mewarnai bukan saja membantu untuk mengurangi kecanduan dari gadget, sebagai penghilang stress, melatih otak kanan (kreatifitas), juga sebagai media terapi. Mewarnai bersama merupakan hal paling efektif, orang tua dan anak.
 Contoh buku mewarnai:

My Own World, Coloring for Adults (Penerbit Renebook)

[caption caption="Sumber foto: Buku My Own World, mewarnai untuk orang dewasa"]

[/caption]

2.        Perbanyak Interaksi Sosial.

Pernahkah kamu berkumpul bersama teman, keluarga atau acara reuni, justru malah saling melihat gadget masing-masing. Sebab itulah buat aturan dimana saat bertemu untuk tidak menggunakan gadget jika tidak penting. Dan perbanyak interaksi (ngobrol dll) sehingga forum tidak canggung dan membosankan. Biasanya jika forum sudah mulai membosankan, banyak orang menggunakan gadget kembali.

3.       Berikan Waktu untuk Hobi/Self-Improvement

Dengan memberikan waktu untuk hobi, maka dengan sendirinya kamu tidak akan candu gadget. Karena gadget kamu akan bersaing dengan hobi, contohnya saja menyanyi, games, jalan-jalan. Disamping itu, atur waktumu untuk peningkatan diri, contoh: kursus, latihan, seminar bisnis, ibadah. Bagaimana jika hobinya memainkan gadget? Hmm.. tentu akan sulit dijawab :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun