Mohon tunggu...
Sigit Setyawan
Sigit Setyawan Mohon Tunggu... Lainnya - Keterangan Profil

Pembelajar.Pendidik.Penulis. Praktisi pendidikan. Trainer Metode Mengajar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Nggak Tahan Lama Nulis, tapi Tulis 3 Buku

8 Desember 2015   16:17 Diperbarui: 8 Desember 2015   18:19 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Nah, kalau pola Anda bagaimana? Apakah maraton, nulis terus. Atau sama seperti saya? 

5. Bacakan untuk orang lain

Berikutnya, saya beruntung punya teman yang mau mendengarkan. Jadi, kadang saya bacakan tulisan saya. "Gini ya, dengerin deh..." lalu saya baca. Nah, pas baca itu saya temukan kesalahan ketik atau temukan ide baru. Sering, belum selesai baca, saya diam lalu ngetik lagi. Jadi, yang dengerin sering senewen sendiri, "Loh, apa terusannya?" dia berkata begitu. Saya jawab, "Ntar, ada yang salah," atau "Ntar, ada ide lagi..."

Tak jarang, setelah saya membacakan satu dua paragraf, teman-teman saya bekomentar, "Kok nggak gini... kok nggak gitu..." Jadi, saya punya injeksi ide dari orang lain.

6. Jalan-jalan ke toko buku

Saya sering jalan-jalan ke toko buku sekedar mencari inspirasi untuk ngasih judul buku atau judul bab. Oh, si penulis ini jago ngasih judul atau ada judul super norak tapi menarik. Itu sering memicu ide baru untuk menulis atau melanjutkan ide yang sudah ada.

7.Benerin atau tambahin, meskipun kecil

Kadang saya buka laptop dan baca-baca sambil membetulkan typo. Kadang cuma iseng bikin halaman judul dan kata pengantar (meskipun belum ada isinya hehehe....). Saya membuat kata pengantar atau prakata kadang-kadang bahkan sebelum ada Bab I. Pokoknya, saya buat laptop saya nggak nyala percuma. Kadang saya buat beberapa judul, halaman persembahan, atau daftar pustaka. Hal-hal yang mungkin sepele "nggak penting" tapi sebenarnya penting. Kadang, mengubah-ubah font atau ukuran huruf.

8. Kalau udah cukup, ya cukup

Setelah folder saya cukup banyak berisi tulisan dan kelihatan nyambung, saya putuskan untuk mengirim ke penerbit. Kadang saya pikir "nanti lah... kalau udah tebal". Tapi, saya putuskan cukup saja. Jadi buku saya jadinya 150 - 200 halaman. Yang sebenernya nggak terlalu tebal untuk ukuran buku.

9. Lebih baik ditolak, daripada nggak dicoba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun