Di New South Wales Australia, para siswa langsung membuat teks yang riil dan memang ada dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu soal ujian kelas XII akan berbunyi seperti ini:
Anda adalah wartawan sebuah majalah remaja dan baru saja berkunjung ke kota Yogyakarta. Buatlah laporan sepanjang 350 kata tentang perjalanan yang mengupas tentang sisi baik pariwisata secara ekonomi dan budaya.
Kalau di SMP (atau Indonesian Continuers), soal akan berbunyi kira-kira seperti ini:
Di dekat rumahmu ada taman kota. Sayangnya, di taman tersebut tidak ada tempat bermain. Buatlah sebuah surat kepada Walikota agar anak-anak dibuatkan area bermain. Suratmu hendaknya sepanjang kira-kira 150 kata.
Apakah anak-anak kita akan dapat menjawab soal semacam itu?
Saat ini, kurikulum kita mengajak anak kita untuk menjawab soal ini:
Sebutkan kata-kata berawalan dan akhiran yang ada dalam surat yang dibuat teman Anda di atas!
Menurut hemat saya, semua terpulang kepada gurunya. Sampai di mana para guru akan membawa anak-anak kita. Soalnya, siapa menjamin bahwa kurikulum tidak akan berubah lagi?
(Sigit Setyawan, S.S.,M.Pd. Menulis buku Guruku Panutanku dan Nyalakan Kelasmu. Direktur Pusat Inovasi Pembelajaran Acarya. Desainer Pembelajaran dan Guru SMA selama 12 tahun, sekarang mengajar SD kelas 1 dan SMP kelas 7).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H