Ada banyak kebingungan untuk membedakan antara bentuk tulisan eksposisi, argumentasi, deskripsi, dan narasi. Berikut ini saya uraikan secara singkat. Yang pertama, saya intisarikan dari dua buku “legendaris” karangan Prof. Dr. Gorys Keraf, Eksposisi dan Deskripsi (1981) dan Argumentasi dan Narasi (1982). Pada bagian kedua, saya mencoba memberikan sedikit catatan tentang hubungannya dengan tipe teks.
A. Menurut Gorys Keraf
1) Eksposisi
Eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan yang menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran. Gaya penulisan ekspositoris (bersifat eksposisi) biasanya informatif, yaitu gaya bahasa yang objektif atau tidak emosional. Ada beberapa metode agar tulisan ekpositoris ini bergaya demikian.
a) Identifikasi. Dengan mengidentifikasi sesuatu. Pertanyaan mendasarnya adalah Apa itu? Atau Siapa itu?
b) Perbandingan. Dengan membandingkan antara satu hal dengan hal lain. Tentu saja, harus apple to apple atau dalam “kelas” yang sama.
c) Ilustrasi atau Eksemplifikasi Dengan memberikan contoh.
d) Klasifikasi. Dengan mengelompokkan secara teratur atau sistematis.
e) Definisi. Dengan memberikan pernyataan tentang sesuatu, seperti halnya pengertian di kamus.
f) Analisis. Dengan membagi dalam komponen-komponennya.
2) Argumentasi
Argumentasi adalah bentuk tulisan yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Tujuan dari argumentasi adalah orang lain percaya atau bahkan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis atau pembicara. Bagian penting dari argumentasi adalah penalaran, yaitu proses berpikir untuk menghubungkan fakta-fakta dan bukti-bukti. Tiga unsur terpenting dalam argumentasi adalah (a) data, (b) fakta, dan (c) pendapat ahli (expert).
3) Deskripsi
Deskripsi adalah bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian tentang sesuatu. Penulis berusaha untuk memindahkan kesan-kesan, hasil observasi, dan pengamatannya kepada para pembaca. Dalam deskripsi ada imajinasi atau daya khayal. Tulisan deskriptif membuat para pembaca seolah-olah melihat langsung peristiwa atau sesuatu yang dibicarakan.
4) Narasi
Narasi adalah bentuk tulisan yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dirangkai menjadi suatu peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Narasi pada prinsipnya berusaha menjawab pertanyaan “Apa yang telah terjadi?”
B. Menulis Berbagai Tipe Teks
Berdasarkan pemahaman di atas, kita dapat menulis berbagai tipe teks dengan menyatukan berbagai bentuk tulisan tersebut. Misalnya:
a) tipe teks di media massa: berita, surat pembaca, artikel opini, artikel tips, dsb; Atau
b) tipe teks di media online: blog, wiki, berita singkat, dsb; Atau
c) tipe teks ilmiah : esai, paper, karya ilmiah, dsb; atau
d) tipe teks personal: jurnal buku harian, surat pribadi, dsb.
e) dll.
Jika kita perhatikan berbagai contoh tipe teks di atas, benarlah bahwa kita tidak mungkin menemukan satu tipe teks yang sepenuhnya eksposisi, sepenuhnya narasi, atau sepenuhnya argumentasi. Pada kenyataannya, ketika kita bicara atau menulis (misalnya menulis sebuah artikel) maka berbagai bentuk tulisan itu bercampur menjadi satu.
Oleh karena itu, saya lebih suka menyebut istilah bentuk tulisan ini dengan sebutan paragraf. Jadi, sebut saja paragraf eksposisi atau paragraf narasi. Meskipun, dalam satu paragraf pun dapat terdiri dari berbagai bentuk tulisan tersebut. Namun dengan cara demikian setidaknya kita dapat menemukan yang dominan dalam suatu paragraf. Maka, misalnya sebuah paragraf disebut deskriptif karena paragraf tersebut secara dominan mendeskripsikan sesuatu.
Pada waktu kita membuat sebuah teks, tentu segala kemampuan kita, misalnya membuat karangan ekspositoris atau deskriptif, menyatu dalam satu keutuhan teks. Oleh karena itu, jika sebuah tulisan disebut sebagai tulisan yang “sangat argumentif” maka itu berarti dari semua bentuk tulisan yang digunakan dalam tulisan tersebut, bentuk tulisan argumentasi adalah yang paling menonjol.
Demikian sedikit catatan dari saya. Kira-kira, apa nama tipe teks dan bentuk tulisan apa yang menonjol dari tulisan saya ini?
(Sigit Setyawan, S.S.,M.Pd. Menulis buku Guruku Panutanku dan Nyalakan Kelasmu. Direktur Pusat Inovasi Pembelajaran Acarya. Desainer Pembelajaran dan Guru SMA selama 12 tahun, sekarang mengajar SD kelas 1 dan SMP kelas 7).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H