Mohon tunggu...
Sigit
Sigit Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan

Dibalik kesuksesan seorang anak ada doa ibu yang selalu menyertainya, kasih sayangnya takan pernah luntur, dan takan tergantikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Semangat Pemilik Minimarket Memerangi Parkir Liar

23 Februari 2017   05:23 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:33 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingin mengupas sedikit tentang parkir liar yang selalu bergentayangan di minimarket, indomaret dan alfamart. Bukan berita hangat lagi, seantero negeri ini juga tau dan paham masalah satu ini, yang tak pernah ada ujung penyelesaianya. Tukang parkir ini biasanya nongkrong di mini market, sudah seperti karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan saja kalau saya perhatikan. Ada bos, kartu parkir, sistem shift, sampai tarif parkir yang tak masuk diakal. Sudah tidak kaget lagi-kan, karena kita sudah terbiasa patuh dan menerima keberadaan mereka.

Ini bukan soal pelit atau hitung-hitungan terhadap keselamatan kendaraan kita, tapi ini soal fakta ketentuan dalam parkir. Parkir resmi saja tidak bertanggung jawab atas kehilangan, kerusakan yang terjadi saat kendaraan kita parkir. Nah ini parkir liar yang secara tidak langsung kita pelihara, datang belanja ke minimarket tidak lebih dari 5 menit harus mengeluarkan uang Rp2.000,00. Mau ambil uang ke ATM tapi ATM rusak, padahal tak sampai memakan waktu 1 menit, kita harus mengeluarkan uang Rp2.000,00. Lantas di mana letak belanja pas dan murahnya, baru memasuki parkiran saja kita sudah kena cas biaya parkir.

Saya sangat mengapresiasi kebijakan mini market yang pada awalnya menerapkan parkir gratis, namun sayang harus kalah dan mengalah dengan preman setempat. Pihak minimarket mungkin tidak mau ambil resiko dengan ancaman dan desakan agar diperbolehkan memungut uang parkir dari para pembeli yang berbelanja. Mungkin bukan saya saja yang pesimis tapi masyarakat sudah putus asa dengan ulah parkir liar yang ada di mana-mana. Bahkan di beberapa mini market yang sepi pembeli sekalipun, mereka selalu hadir bak hantu disiang bolong.

Kita hanya bisa melihat mereka saat selesai belanja dan akan pergi meninggalkan minimarket. Dan yang paling tidak mengenakan biasanya saat berhenti sejenak didepan supermarket, kita akan di usir pergi dengan alasan menganggu pembeli yang akan masuk. Gaya mereka seperti yang punya minimarket saja, dengan hanya duduk-duduk bisa meraup keuntungan ratusan ribu rupiah. Memalak dengan terang-terangan, ya itulah kalimat yang pantas diberikan kepada mereka. Sampai saat ini dan seterusnya mungkin kita hanya bisa bersabar sambil mengelus dada menjadi korban pemalakan yang dilakukan secara terang-terangan.

Kebanyakan masyarakat kita hanya pasrah, tidak mau ribut-ribut hanya  gegara recehan. Masa sih gegara Rp2.000,00 harus keluar otot, toh cuma segitu doank. Inilah penyebab parkir liar menjamur, tidak semua memang parkir liar bersikap seperti itu. Lalu sampai kapan masyarakat kita bisa bebas dari palak preman, lantas apakah parkir resmi seperti parkir palang otomatis bebas dari kecurangan?

Sebenarnya parkir resmi dengan sistem meter juga masih banyak ditemui kecurangan, terkadang petugas parkir tidak menginput data pada kertas parkir. Hal ini yang selalu kita anggap hal yang wajar, mungkin petugas sedang sibuk atau seribu alasan lainya yang kita gunakan untuk pembenaran.

Di daerah tempat tinggal saya, walaupun belum bisa dikatakan padat karena masih tergolong perkampungan. Beberapa bulan yang lalu atau akhir tahun lalu, setidaknya sudah 3 minimarket yang berdiri kokoh dipinggir jalan. Jaraknya kurang dari 200 meter, sudah ada 5 minimarket dari jalan masuk ke arah rumah saya. Padahal jaraknya hanya 1 km saja dari jalan utama.

Ada pemandangan tak biasa yang saya temui di 3 minimarket yang baru tsb, ya! ada tulisan bebas parkir yang dipasang di depan minimarket. Dan jika saya perhatikan saat saya lewat, 2 minimarket yang sudah ada petugas parkir siluman kelihatan sepi. Mungkin saja kehadiran 3 minimarket baru tadi menjadi jawaban serta alternatif, bahwa kehadiran petugas parkir siluman secara tidak langsung membuat pembeli jadi resah dan tidak nyaman.

Jika saja mereka, pemilik minimarket bisa konsisten dengan apa yang mereka lakukan, dengan tidak memelihara petugas parkir siluman saya yakin akan banyak pembeli yang datang. Sudah saatnya pemilik minimarket tidak hanya mengutamakan kenyamanan, kebersihan di dalam minimarket. Tapi lakukan juga di area luar minimarket, karena tempat duduk yang nyaman masih jauh dari kata nyaman.

Tidak kita pungkiri juga, kehadiran petugas parkir siluman sedikit banyak membantu saat banyak kendaraan yang diparkir diluar minimarket. Namun ternyata tak semua petugas parkir paham betul tentang pekerjaanya, kalau sekarang tugas mereka hanya nyelipin kartu parkir saat pembeli sudah masuk ke dalam.

Di daerah perumahan saya, jika kita membei

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun